Rindu terhenyak, tak segara menjawab. Koma melihat kekagetan yang berbeda, dan yang makin mengherankan, kekagetan itu tak bercampur kebahagiaan. Bukankah seorang gadis akan sangat senang jika pemuda yang dicintai mengajaknya menikah?
"Kenapa diam, Neng? Ada apa? Apa Neng tidak mau menikah dengan Akang?"
"Bukan itu Kang!"
"Lantas apa?"
"Sulit!" singkat Rindu. Jawaban singkat yang menyiratkan banyak arti tersembunyi
"Sulit! Apanya yang sulit?" Koma menelan ludah.
"Tak bisa Kang!"
"Kenapa tak bisa?" Koma semakin penasaran.
"Cari saja gadis lain!"
Koma seakan tersambar petir di siang cerah berawan tanpa mendung sedikit pun. Koma tak menduga jawaban Rindu seperti itu. Yang dibayangkan sebelumnya hanya kata "ya". Koma pikir, bukankah itu yang diharapkan Rindu, segera dilamar dan dinikahinya. Bukankah seperti dalam surat balasan dari Rindu yang kedua puluh satu, katanya dalam surat itu 'mungkin akan sangat indah manakala suatu saat dapat bersanding dengan Koma'. Sekaranglah saatnya itu diwujudkan.
"Apa maksud Neng cari saja gadis lain? Apa artinya ini?"