Mohon tunggu...
Arra Yusuf
Arra Yusuf Mohon Tunggu... Freelancer - Arra Itsna Yusuf suka jalan-jalan dan nulis suka-suka

Setidaknya, dengan menulis, "Aku menghadirkan diri, meski kau anggap aku mati" (Arra Yusuf)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Anak-anak dan K-Pop

23 Februari 2018   22:52 Diperbarui: 23 Februari 2018   23:09 937
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Boyband EXO (Instagram @weareone.exo)

Annyeong Haseo, Chingudeul, sekali-kali nulis tentang K-Pop, yekan? Biar kekinian...

Alkisah di suatu hari yang cerah bertepatan dengan bel istirahat sekolah, saya duduk-duduk di depan ruang guru. Tak selang berapa lama, ujug-ujug datanglah seorang gadis kecil menjelang remaja (kelas 6 SD kira-kira umurnya 11 tahun), sebut saja D, menghampiri saya.

"Bu, ibu suka K-Pop ya? Boyband Korea yang Ibu suka apa? EXO? Bigbang? 2PM? Super Junior? BTS? NCT? GOT7? BTOB? Seventeen? Winner? (Gadis cantik itu terus saja menyebutkan nama-nama boy group asal Korea Selatan) sambil menunggu saya bereaksi.

Reaksi awal saya jelas melongo, dong! "Well hey, jadi begini, tho, percakapan antara guru+murid zaman now? Oh iya, saya kan generasi 90-an yang bahkan boro-boro berani gelendotan manja ke guru, dulu, liat Pak/Bu Guru dari kejauhan saja sudah segan," batin saya.

Saya pun mengernyitkan dahi sambil tersenyum, "Waduh, banyak amat yang kamu sebut, Nak..." Pengen ngelus dada, tapi malah berakhir usap-usap layar handphone.

Karena reaksi saya jelas tidak memuaskan dia, akhirnya dia berlalu sambil mengatakan, "saya tahu Ibu suka nonton drama Korea, kaaan? Kalau nonton bisa sampe berjam-jam kan? Uuh, ya kan, Buuu?"

Haha iya, Nak. Iya, iya. Iyain aja biar cepet. Ne-in aja biar Ppali. Yess-in aja biar quick, fast and furious.

Sejujurnya, pertanyaan semacam itu tidak hanya sekali saya dapatkan, teman-teman D, beberapa kali juga pernah menanyakan hal serupa. Saya tanggapi santai saja dulu, sih, sambil becanda, ingin tahu, "Kamu kenapa sih, Nak suka mereka? Karena ganteng? Atau apa?" jawabannya sih beragam, rata-rata ya karena ganteng dan gahool. Duh, kamuh, Nak, bikin GEMESH.

Saat belajar pun, pernah saya dapati anak-anak malah ngobrolin lagu terbaru salah satu boy group Korea dan bahkan gosipin salah satu personel boy group tersebut. Saya curiga grup WhatsApp kelas yang mereka buat waktu itu isinya bukan cuma berbagi informasi tentang pelajaran melainkan untuk ngobrolin idol boy group Korea. Lah iya beneran ternyata ada anak-anak terutama anak perempuan, nih, yang ngobrolin hal tersebut walaupun akhirnya harus debat sama anak laki-laki, karena anak laki-laki menganggap nggak ada untungnya ngomongin gituan.

Ah, ya, belum lagi DM Instagram, ach, kamu Nak, hayooo kamu ngobrolin apa aja, sih, itu sama temen kamuuuh, hayooo? pernah saya stalk DM ponakan saya (12 th) dan yaaaaach nggak jauh-jauh dari info pelajaran di sekolah dan K-Pop. Hmm.. ya sudah ini urusannya obrolin ama wali kelas dan emak bapaknya aja, ya.

Tunggu sebentar, jadi anak-anak SD zaman now mainannya sudah Grup WhatsApp dan Instagram aja? Yea, pegimane ye, kenyataannya memang iya.  Makanya jangan heran, ya, Bapak, Ibu, sekalian, dampingi anak-anak Anda, ya...

(Back to Topic)

Lah, kok saya lagi ngajar malah nguping dan bahkan tahu siapa yang dibicarakan anak-anak? Lah, kok nggak ditegur?

Ya nggak mungkin nggak saya tegur, atuh! Guru mana yang betah diabaikan saat ngajar? sesabar-sabarnya sabar tetap harus ada ujung pangkalnya (ngomong naon maneh?)

Balik lagi pertanyaannya, Kok saya tahu apa yang dibicarakan anak-anak? Iya, soalnya saya juga suka nguping, uups, maksudnya cukup mengikuti perkembangan informasi dunia hiburan Korea Selatan, sebenarnya. Saya juga tidak menampik kalau saya tidak asing-asing banget dengan segala sesuatu terkait Negeri Ginseng sana karena beberapa kali menonton drama, film bahkan reality show Korea Selatan.

Soalnya, kita tidak bisa tutup mata, sih, kalau bicara hallyu wave ya memang menyangkut kesemuanya itu. Kalau saya tebak, nih, anak-anak kelas 5-6 Sekolah Dasar (terutama anak perempuan) di kota-kota besar banyak yang sudah mulai terjangkiti hallyu wave ini. Soalnya banyak akun berbau Korea apalagi yang ada sangkut pautnya dengan boyband dan girlband sana dikomentari sama anak-anak usia SD-SMP-SMA. Pertanyaannya, kok saya tahu???  hadddeeeh.. Jawabannya. 

Hobi nge-stalk ternyata berbuntut "kegemesan" saya akan komentar-komentar kids zaman now tersebut di akun Medsos berbau Korea Selatan. Prihatin dengan bahasa yang digunakan juga prihatin dengan apa yang mereka akhirnya lihat, sih, sebenarnya di akun medsos tersebut.   

Back to Topic. Anak SD kan ceritanya, usia mereka masih di bawah 13 tahun, lho... tapi kalau saya simak obrolan mereka, saya kadang lupa mereka masih mengenakan putih merah, bukan putih abu-abu.

Setahu saya, kebanyakan Music Video Boyband/Girlband Korea Selatan dilabeli batasan usia penonton 15+ deh, bahkan lebih. Coba diinget-inget umur anak-anak SD berapa sekarang, sih? Kalau sedang lihat MV boy band/girlband gitu saya jadi penasaran apa sih yang mereka pengin lihat? dance-nya kah? lalu saya penasaran apa yang mereka rasakan setelah itu? tergila-gila? hmm

A. Karena saya suka-suka aja, Bu

B. Karena ikut-ikutan temen biar gaul, Bu

C. Terserah saya dong, Bu. Ih, ibu mah ikut campur aja sih, heran!

D. B aja sih

E. Semua jawaban benar

Oke, jadi ini inti pembicaraannya ini ke mana, Yeorobun?

Oke, Yeorobun, jadi gini. Perkembangan teknologi informasi semakin pesat berdampak pada gaya hidup masyarakat.  Gaya hidup masyarakat desa dan perkotaan juga pasti berbeda.

Anak-anak kelas 6 di pedesaan mungkin masih asyik main tanah dan rumah-rumahan atau sinetron-sinetronan saat teman-teman sebaya mereka di kota-kota besar cenderung bebas dengan Smartphone. Mereka inilah yang tampaknya gampang tersentuh dampak dari meluas dan mudahnya akses informasi, apalagi jika mereka dibebaskan memegang gawai aka gadget di rumah sehari-hari. Apalagi jika tanpa pengawasan dengan jaringan WiFi super cepat yang tersedia. Informasi apapun akan mudah masuk ke alam pikiran mereka, salah satunya tentang K-Pop.

Sebagai orang "dewasa" kekinian, melarang bukan berarti menutup diri dari informasi yang diakses anak-anak. Boleh, dong, kita juga (sekadar) cari tahu, biar bisa cari celah mengobrol dengan anak. Karena tipikal anak-anak zaman now, sih, ya, sepertinya akan selalu punya seribu jawaban dan alasan untuk tidak mendengarkan nasihat kita, biar apa? ya biar kembali bisa bebas melihat apa yang ingin mereka lihat, walaupun belum cukup umur dan sebenarnya tontonan tersebut juga minim faedah untuk mereka.

Katakanlah kita bicara saring menyaring informasi. Filter diri. Kita, orang dewasa  Insya Allah kan sudah punya fondasi itu sehingga tidak mudah terpengaruh dan terpancing. Kalau anak-anak? apalagi dengan rasa penasaran yang tinggi, belum tentu bisa menyaring semua informasi yang diterima otaknya. Jadi yang dikhawatirkan adalah dampak buruk. 

Oleh karena itu perlu kiranya terus dipahamkan dan diingatkan, juga didampingi setiap kali mereka terlalu asyik dengan gawainya. Semua orang dewasa saya pikir punya tanggung jawab akan hal ini (termasuk saya, pastinya) untuk mengawasi dan menjaga. Duh, berat ya, iya berat, makanya bilangin sama Dilan, yang berat itu bukan cuma rindu, tapi jadi orangtua dan guru. 

Jadi intinya gini, Yeorobun, saya tidak bisa menyalahkan keberadaan K-Pop, fans K-Pop yang berjuta-juta itu di seluruh dunia, bahkan krucil unyu-unyu yang mulai suka K-Pop. Yaaah,  seperti kita tahu dunia hiburan Korea Selatan memang gemerlap dengan segala renik peliknya, makanya anak-anak yang ngerti main medsos lama-lama sangat bisa kepincut hal-hal tersebut.

Ya, barangkali kita bisa mengatakan kepada anak-anak untuk (boleh hanya) mencontoh keramahan, kerja keras dan dedikasi mereka (para idol) untuk penggemar dan negaranya.

Suka boleh, gitu, lho.. tapi jangan berlebihan. Karena teh manis hangat memang enak, tapi kalau kemanisan karena kebanyakan gula toh malah jadi enek, kan?

Inget-inget aja, duhai anak-anakku (duh berasa tua banget gue), hidup kita bukan cuma untuk menggemari para Idol, kan? Kita juga punya hidup yang harus diperjuangkan (tsaaah). Mereka (para idol) aja kerja keras, lho, menggapai mimpinya menjadi idol bahkan bisa membawa nama Korea Selatan ke mana-mana, makanya kamu bisa tahu mereka dan negara bernama Korea Selatan, kan? 

Dengan demikian, kita juga harus lebih bersemangat dan berusaha menjadi pribadi yang baik dan berguna sehingga nama Indonesia pun nantinya bisa harum di mana-mana, karena keramahan dan prestasi anak negerinya yang cinta banget sama Tanah Airnya.   

Oke, Yeorobun... Akhir kata, ingat ya, K-Pop, batasan usianya 15+ bahkan ada yang lebih. Bahkan, sebenarnya usia 15+ juga belum menjamin hati dan pikiran kamu-kamu-kamu dan kamyuuu bisa memilah-milah baik buruk sebuah tontonan atau belum. Intinya, coba lebih banyak ngobrol sama papa + mama atau Bu/pak Guru, apalagi kalau lagi galau dan resah, jangan sendirian nggak mau ketahuan kalau lagi lihat-lihat handphone. Ya.. main mainan seusia kalian, lah dan buang jauh-jauh rasa penasaran terhadap hal-hal yang kira-kira nggak baik buat kalian lihat. Bismillah, hajima! Allah is Watching!

Tulisan ini pernah saya posting di Instagram saya (@ani_arra) dan ditulis ulang di sini dengan beberapa perubahan

Arra Itsna Yusuf

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun