Â
Lalu ada tiga pria-pria petualang. Anak-anak muda yang penuh semangat juang, baik di organisasinya maupun di pendakian. Ahay, sok tahu eyke. Ya, terkisahlah di perjalanan bertemu Imad, Lukman dan Andre. Imad, anak gagdet yang tak pernah diam, kurasa, jadi membuat perjalanan tak kenal bosan. Yang gadget-nya selalu memutar lagu-lagu ala haroki yang membuat cemumut meski kaki gempor sekalipun. Hihi.Â
Lookman, kisahnya yang hampir jatuh ke jurang nan curam saat jalan malam namun dengan pertolongan Allah masih diaelamatkan dengan cara nyangkut di Pohon itu pastilah sesuatu yang akan terus terkenang hingga beranak cucu. Sing ati-ati yo, Man. Maut tidak sebercanda itu, lho. (Ngomong apa gue). Andre, Andrew Barbarosa yang innocent namun baper juga kagak ketulungan, nggak heran di playlist-nya ada lagu "Aku Mah Apa Atuh, cuma jadi obat nyamuk..." Eh, sorry, Sorry, suka kebawa suasana. Haha. Yang suka curi-curi kesempatan untuk nongol di foto orang, juga yang kalau jalan, tasnya penuh kode. Yaitu, bunyi botol plastik bergelantungan. Hahaha. Piss, Andrew.
Â
Â
Ya, kita selalu saling menguatkan, saling menasihati, saling membantu bahu membahu. Terima kasih semua.
Â
Â
#Ini Kampung Orang, Biidznillah, Tanpa Dua Manusia ini, Kita Ya hanya Butiran Remah-Remah Rengginang yang terapung di Lautan
Tadaaaaa... Â Sambutlah Mas Panji dan Pak Dhe Cinduy.Â