Menurut pendapat orang-orang dulu bahwa Kebaya merupakan pakaian tradisional Indonesia yang memiliki berbagai nilai filosofis, pesan yang disampaikanpun mengingatkan kita pada masa perjuangan wanita Indonesia. Dari banyaknya busana tradisional yang ada di Indonesia, kebaya ditetapkan sebagai busana Nasional oleh Presiden Soekarno (Olivia, 2014).Â
Alasannya, waktu itu kebaya dianggap paling ideal untuk mencerminkan keanggunan sosok wanita Indonesia. Selain memiliki multy fungsi  kebaya juga memiliki fungsi sosial sebagai pembelajaran untuk wanita agar berpakaian rapi, pantas dan senantiasa menjaga kehormatannya (Setiawan, 2009).Â
Dulu kebaya hanya dipakai oleh kaum priyayi atau masyarakat dilingkungan Keraton saja tetapi semakin kesini  seluruh kaum wanita  dari berbagai kalangan dapat memakai kebaya yang boleh dipadupadankan dengan hajatan yang tengah dilaksanakan.Â
Yang saya baca ternyata Kebaya berasal dari Negara Arab dan membawa baju kebaya yang Arabnya "abaya" ke Nusantara ratusan tahun yang lalu, kemudian  menyebar ke Jawa. dan  memang faktanya baju kebaya merupakan salah satu pakaian tradisional yang dikenakan oleh wanita Indonesia dan juga Malaysia,Singapura dan Brunei Darussalam.Â
Dalam beberapa event - event  terlihat beragam mode dan penampilan yang  cantik yang disampaikan melalui cara mengenakan kebaya.  apalagi bila di pakai dengan model kurung dan kain batik atau  songket. Â
Perkembangan kebaya dari zaman ke zaman .
Ada dua jenis kebaya yang enak dikenakan, yaitu kebaya encim dan kebaya putu baru  (kebaya nyonya). Kebaya Encim adalah sejenis kebaya yang dipakai oleh perempuan keturunan Cina, yang biasanya dihiasi dengan sulaman dan bordiran. kebaya putu baru merupakan  kebaya bergaya tunik pendek berwarna-warni dengan motif yang cantik.Â
Panjang kebaya putu baru tadinya mencapai mata kaki sipemakai, tetapi sudah mengalami perkembangan sesuai zaman. Pakaian yang mirip yang disebut "nyonya kebaya" ini konon diciptakan pertama kali oleh orang-orang Peranakan dari Malaka.Â
Mereka mengenakannya dengan sarung dan kasut cantik bermanik-manik yang disebut "kasut manek". Kini, nyonya kebaya sedang mengalami pembaharuan, sudah terkenal bukan dari kalangan Wanita Asia saja.  dan bahkan kesannya terpisah dari  kebaya tradisional. Pertanyaannya :  Kapan kebaya itu digunakan?  karena saya disini sedikit Egois,menceritakan pengalaman sendiri, supaya tidak salah apabila memasuki ranah orang lain yang  mempunyai ciri khas tersendiri dan  pernak-pernik Kebaya  yang sangat beragam. Takut salah......
Kebaya dalam pesta adat Batak.Â
Dalam suku batak/ wanita Batak,  kebaya wajib dikenakan dalam setiap acara -- acara resmi dan setengah resmi. Baik di acara  pernikahan, meninggal dunia  (duka cita ) dan acara-acara yang menyangkut adat istiadat  masyarakat Batak. belum tentu juga semua wanita  ( ibu-ibu ) mengetahuinya. Yok kita ulas satu persatu.
Pesta Pernikahan.
Sebelum seorang Calon Pengantin wanita Batak dilamar, dia harus sudah merencanakan  menjahit Kebaya, konsep seperti apa yang akan dikenakannya. Hal ini tentu tergantung budget atau ekonomi sang calon suami.  Misalkan seorang wanita Batak yang sudah dilamar  ( Hori-hori dinding namanya ) merencanakan pembelian Kebaya Jenis dan harga berapa yang akan dipakai tentu menjadi missi pertama. karena akan berbeda Kebaya yang dipakai saat Marpudun saut/martumpol  ( Lamaran Resmi )dan acara hari H. Acara ini merupakan pintu masuk untuk memulai persaudaraan dengan pihak mempelai pria.Â
Biasanya diacara tersebut para tokoh adat dan pihak-pihak yang akan berbesanan mendikusikan  berapa Tuhor (Mahar ) si wanita calon Pengantin. Ada juga pihak Perempuan yang terang-terangan memohon biaya tambahan  untuk membeli Kebaya  calon pengantin, yang akan dikenakan diacara pernikahan nanti. Sehingga sejak awal si calon mempelai wanita sudah mempunyai budget berapa harga kebaya yang akan dikenakannya. Lain lagi ceritanya kalau kedua ibu calon mempelai merencanakan Kebaya yang seragaman.Â
Hal ini  supaya memberi kesan bahwa calon besanan kelihatan kompak. Demikian pula orang-orang terdekat dari kedua belah pihak ,akan  wajib memakai kebaya. Terlepas dari kemauan masing-masing, Jadi rasanya tak berlebihan jika penampilan menjadi salah satu yang patut diperhitungkan. Dan saya adalah salah seorang diantara yang perduli soal penampilan maka saya pun akan turut heboh memikirkan  Baju apakah yang saya kenakan, di acara Pernikahan tersebut?Â
Satu hal yang perlu diingat bahwa ketika seorang Wanita/perempuan sudah memakai Kebaya, dia harus berdandan rapi dan cantik. Rambut harus di sanggul apik, selop juga harus disesuaikan dan  bahkan bukan hanya perempuan Batak saja yang wajib memikirkan style ini, karena sejak awal padu padan Kebaya memang identik dengan  Sarung/Songket, Sanggul/Konde.Â
Berhubung  penampilan kita pasti berbeda dengan tamu-tamu yang lain, orang akan melihat  bahwa kita adalah orang yang berhubungan dekat dengan yang sedang Hajatan.Â
Saya pikir semua  Pesta adat suku lain juga mempunyai kehebohan yang sama. Dengan posisi sebagai Hula-hula misalnya, atau  dari kelompok Tulang ( paman ) kedua pengantin, Namboru/amangboru yaitu adik perempuan ayah kedua pengantin,  mereka akan tampil dengan rapi. yang pria akan mengenakan Jas, yang wanita wajib  dengan Kebaya dan sanggul. karena Begitu pentingnya posisi Hula-hula tersebut , maka mereka  layak hadir dengan penampilan prima.  semiskin apapun Hula-hula, pasti pihak Kedua mempelai akan memperlakukan mereka dengan baik dan terhormat.
Adat Duka Cita /Meninggal duniaÂ
Sama halnya dengan pesta pernikahan, bahwa semestinya semua yang berhubungan dengan adat disituasi tersebut, yang wanita  wajib memakai kebaya.Memang ada sebagian wanita tidak suka Ribet, dengan sanggul dan songket, namun semua itu tergantung kemauan masing-masing.  Walaupun tengah berduka, keluarga wajib mengenakan  kebaya yang sopan, bedanya ada di  dandanan yang tidak boleh mencolok, paduan kebayapun tidak harus memakai songket, ada juga yang memakai Ulos dengan cara dililitkan ke pinggang. .Â
Supaya  terlihat Tongam  ( berkharisma ) karena diacara ini pihak Hula-hula akan memberikan Ulos kepada keturunan Almarhum/Almarhumah ditengah acara.  sangat jarang terlihat  seorang wanita Batak tidak memakai Kebaya diadat Dukacita , orang pasti menegur dan mengingatkan,Â
Dalam acara dukacita ini pun harus dibedakan meninggal  yang sudah uzur ( Saurmatua ) atau meninggal  Sarimatua. Biasanya kalau acara Saurmatua, keluarga tidak lagi menunjukkan  kesedihan yang mendalam , karena  semua anak-anaknya sudah menikah dan mempunyai keturunan yang banyak " Gabe " istilah Bataknya.Â
Beda dengan acara Sarimatua yang konon Almarhum  masih mempunyai tanggungan dan masih ada beberapa anak yang belum menikah, Peranan seorang Raja Parhata  ( Moderator ) boleh bermohon kepada tokoh-tokoh adat supaya Predikat yang meninggal disamakan statusnya dengan yang Saurmatua. Hal ini sangat berhubungan erat dengan acara adat yang akan dijalankan. Contoh kecil dalam hal pakaian keluarga.  Mereka tidak lagi diwajibkan  mengenakan pakaian/kebaya yang gelap. Tapi tidak juga memakai pakaian terang.  Sebaiknya  bernuansa Putih.
Adat Memasuki Rumah Baru.
Ketika Topil  kita tentang Kebaya, maka kaum wanita tidak kan pernah putus cerita tentang Kebaya, dari zaman dulu hingga sekarang. Dari semua suku yang ada di Indonesia hampir wajib mengenakan Kebaya dalam acara resmi dan tidak resmi. Begitu juga  acara  memasuki Rumah yang Baru, Penampakan  kebaya, sanggul dan songket wajib. Sebab kita akan mengadakan  acara Keluarga, acara Ibadah  dan  Doa bersama.  Mau tidak mau sang Ratu sehari  pasti memakai Kebaya. Apalagi  Pesta ini adalah kebetulan keluarga Batak.  Akan kelihatan  lebih menonjol keberadaan Kelompok Hula-hula ( Paman dari Istri atau Suami ) dan family yang mempunyai kedekatan dengan kita. mereka pasti berpenampilan rapi.Â
Adat Angkat Sidi dan Baptisan Kudus
Sama halnya dengan Adat Batak secara keseluruhan, karena ada acara ceremonial dan memerlukan rangkaian adat/Ritual yang harus dijalankan, maka perempuan Batak wajib tampil cantik, anggun dengan balutan Kebaya. Â
Angkat Sidi dalam ajaran Kristen Protestan adalah  bagian dari Pengakuan Iman dalam Gereja, dimana seorang penganut Agama Kristen Protestan yang telah dewasa ( 17 tahun ) wajib diteguhkan oleh Pendeta setempat setelah menempuh satu tahun lamanya mengikuti Katekisasi atau pelajaran Agama Kristen. Hal ini dimaksudkan untuk Bukti Berjalannya Pembinaan Kepribadian seorang penganut agama kristen.Â
Agar mereka lebih bertanggungjawab akan hidup. Setiap anggota gereja Kristus yang memiliki anak wajib membawa mereka kepada para penatua dihadapan gereja, yang mesti menumpangkan tangan mereka keatas kepala anak yang mau di Baptis  dalam nama Yesus Kristus dan memberkati mereka dalam namaNya .Â
Menurut salah satu Pendeta senior HKBP Baptisan anak merupakan langkah awal untuk mengenal kerajaan Allah, dan mengingatkan tanggung jawab orangtua kepada anak-anaknya. orangtua bukan hanya membesarkan anaknya secara fisik akan tetapi orangtua harus mewariskan nilai-nilai kerohanian kepada anak-anak mereka. Baptisan merupakan perintah dan amanah yang sesuai dengan ajaran Agama Kristen. Umumnya para orangtua  membaptiskan anaknya saat anak berusia 3 bulan. Pembaptisan ini  dilihat dari kesiapan ataupun kondisi keuangan orangtua. Sebab biasanya Baptis  anak pertama wajib di "pestakan " . orangtua membuat pesta secara adat, dengan mengundang tetangga, dan sanak saudara ( Dalihan Natolu ) hampir sama halnya dengan Acara Mengayunkan Anak dalam Keluarga Muslim. jadi tidak ada alasan untuk tidak tampil cantik kan ?
Evoria berkebaya ria.
Dizaman now. Â setiap wanita yang mengenakan kebaya, akan berubah menjadi wanita yang anggun dan memiliki kepribadian. Busana kebaya yang mengikuti bentuk tubuh akan membuat wanita tersebut secara otomatis menyesuaikan dan menjaga diri untuk bersikap lebih kalem.Â
Contohnya seorang wanita tomboy, kalau suatu ketika dia tampil memakai Kebaya, orang akan terpukau, apalagi dengan Make Up, memakai Bulu Mata Cetar Membahana, Mertua lewat pasti Pangling. Karena begitu pentingnya cerita kebaya ini, sepertinya  kaum ibu  harus bisa memilih dan memilah budget untuk membeli bahan Kebaya. Jangan karena ingin tampil cantik,lebih besar pasak dari Tiang, lebih mahal bahan dari Ongkos Jahit, atau  sebaliknya.Â
Disesuaikanlah dengan isi dompet. Karena pengaruh Kebaya ini Ngeri-ngeri sedap juga. dan kiranya kaum Ibu harus bisa membeli bahan kebaya yang enak dipakai. yang menyerap keringat, karena biasanya orang memakai Kebaya itu dalam waktu yang lama ( sehari penuh ) saya pribadi tidak begitu menyukai bahan kebaya yang terbuat dari bahan bordir atau Renda. Karena harus  memakai Kamisol atau Longtorso.Â
Saya lebih suka memakai kebaya berbahan Katun atau Tafeta yang sudah ada Furingnya. Untuk memeriksa kualitas kain ini, kita bisa  menggaruknya dengan kuku untuk melihat apakah benang lungsinnya terpisah atau tidak. Menjaganya juga gampang kog, ketika akan mencuci, cukup direndam dalam air bersih selama 5 menit lalu jemur ditempat teduh. Atau setelah dipakai lalu anginkan, tanpa dijemur diterik matahari. Supaya awet tentunya. Atau antarkan saja ke Loundry.....
Meski pada awalnya Kebaya dimonopoli budaya Jawa, ternyata Kebaya sudah merupakan pakaian Umum yang dikenakan perempuan diseluruh Nusantara. Saat ini Kebaya mendapat perhatian masyarakat dan Pemerintah Indonesia, seiring dengan kesadaran mengenai kekayaan Budaya kita. Hal ini terlihat ketika pada tanggal 5-6 April 2021 yang lalu dilaksanakan Kongres Berkebaya Nasional yang diketuai Lana T Koentjoro.Â
Hal ini bertujuan untuk memperkuat gerakan pelestarian budaya khususnya tradisional Indonesia melalui pengenalan dan ajakan menggunakan kebaya kepada generasi muda. Dan yang tak kalah penting adalah untuk mendapatkan pengakuan dunia ( UNESCO ) dengan cara mendaftarkan kebaya sebagai warisan tak benda asal Indonesia. Tujuan berikutnya adalah mendorong Pemerintah untuk menetapkan Hari Berkebaya Nasional supaya tahap berikutnya dapat merancang program Peningkatan pemberdayaan masyarakat melalui produksi dan pemasaran kebaya.Â
Acara tersebut dilaksanakan secara daring yang diikuti oleh para politisi, sosial, profesi, akademisi dan pihak-pihak yang memiliki kepentingan dalam mengambil keputusan tentang pelestarian kebaya sebagai elemen budaya Indonesia. ( lifestyle.okezone.com) Jadi mari kita jaga dan lestarikan kebudayaan kita, jangan sampai karena kita malu dan enggan menampilkan kebaya kita, orang lain bisa saja mengklaim Kebaya bukanlah Budaya kita. Yok kita perkenalkan sedini mungkin kepada generasi muda khususnya kaum perempuan yang tengah mencari jati diri. Jangan sampai budaya Barat melingkupi putra-putri kita.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H