Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Balap Pilihan

Ini 3 Alasan Mengapa STY Jarang Memainkan Saddil Ramdani

29 Juni 2023   10:35 Diperbarui: 29 Juni 2023   15:29 1188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saddil Ramdani beraksi saat melawan pemain Timnas Brunei Darussalam Gambar : .(KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)

"Jadi gini, kenapa sih kalian bandingkan saya di timnas sama klub beda? Ya, bedalah, memang sebagai pemain butuh namanya jam terbang dan kebebasan untuk bermain, apakah timnas kami diberikan itu? Tidak sama sekali" tulis Saddil Ramdani.

Gelandang serang Timnas Indonesia yang bermain di Sabah FC itu sedang ngamuk dengan netizen. Gegara penampilan Saddil Ramdani yang mengkilap bersama Sabah FC yang dianggap berbeda jauh dengan penampilannya bersama timnas.

Bukannya rileks, Saddil tanpa diduga merespons dengan keras. Saddil bahkan dengan detil menjelaskan alasannya kenapa tampil melempem bersama timnas, yakni karena jam terbang yang tidak diberikan oleh coach Shin Tae-yong (STY) terhadap dirinya.  

"Apakah di timnas kami diberikan itu? TIdaakkk sama sekali! Kalian hanya melihat dari sudut yang tidak masuk akal, main hanya 15 menit 20 mneit bahkan 7 menit terus kalian bilang gak bisa main di timnas. Gak bisa main melempem, asal-asalan mainnya godek mulu lah" kata Saddil.

"Pertikaian" tak perlu antara Saddil Ramdani dan netizen ini sudah sampai di telinga ofisial STY, bahkan media sempat mengonfirmasi kejadian itu ke asisten STY, Nova Arianto. Namun, mantan pemain bertahan hebat Persib Bandung di masanya itu memilih tak berkomentar.

Okay, jika demikian, kira-kira apa yang membuat coach STY jarang memainkan Saddil Ramdani? Sesuatu yang dipermasalahkan pemain yang berusia 24 tahun tersebut. 

Paling tidak saya akan memberikan 3 (tiga) alasan mengapa Saddil jarang dimainkan oleh STY;

Pertama, gaya permainan Saddil masih belum cocok dengan skema STY, khususnya ketika bermain dalam formasi 3-5-2.

STY nampaknya akan memakai fomrasi 3-5-2 sebagai default permainan timnas senior. Dalam skema ini Indonesia akan berubah total bertahan di 5-3-2 dan akan menyerang di 4-3-3 atau lebih agresif di 3-4-3. Apa kekuatan utama di formasi ini, jelasa saja adalah di para wingback, yang mampu melakukan transisi cepat di ketika bertahan dan menyerang.

Asnawi yang bergerak di sektor kanan sudah pasti mendapat tempat utama, di sisi kiri jika ditilik dari laga melawan Argentina, maka Shayne Pattinama dan Pratama Arhan akan berlomba sebagai pilihan inti.

Lalu bagaimana dengan Saddil? Di formasi ini, Saddil jelas hanya berada di bench. Alasannya adalah Saddil yang beroperasi dari kanan, tidak mempunyai kemampuan bertahan yang cukup untuk ditempatkan di posisi yang dimainkan oleh Asnawi.

Selain mesti fasih membaca permainan, Saddil mesti dilengkapi dengan kemampuan tekel dan beradu bodi yang baik seperti Asnawi saat bertahan.

Memang hal ini tidak mudah bagi Saddil, karena di Sabah FC dia diberi kebebasan untuk bergerak untuk menyerang, sesuai dengan gaya bermainnya---inilah mengapa Saddil dapat tampil bersinar di Sabah FC.

Saddil cenderung lebih banyak akan berada di wilayah setengah lawan daripadan di wilayah bertahan sendiri.

Jika demikian mengapa Saddil dipanggil STY jika gaya bermainnya tidak cocok? Ini pertanyaan bagus. 

Jika diperhatikan secara cermat, Saddil lebih sering muncul dari bangku cadangan atau bahkan sebagai starter jikalau timnas akan melawan tim yang lebih lemah atau sedang memburu kemenangan ketika ketinggalan.

Maksudnya seperti ini. Saddil diharap akan membuat lini depan Indonesia menjadi lebih tajam ketika berubah dari 3-5-2 menjadi 4-3-3. Trisula lini depan, sektor kanan menjadi milik Saddil. Hanya ya itu, formasi ini tidak menjadi default, hanya digunakan dalam keadaan tertentu saja.

Dua, Saddil bukanlah pemain yang versatile. 

Istilah versatile jamak digunakan untuk pemain yang dapat tampil baik ketika dimainkan bukan di posisi aslinya. Posisi asli Saddil adalah penyerang sayap kanan.

Begini, Saddil dapat menjadi pilihan utama ketika mampu memainkan peran di sektor yang berbeda. 

Ada beberapa pilihan, salah satu di antaranya adalah di skema 3-5-2, jika mampu, Saddil dapat bermain sebagai duet dari Dimas Dradjad di sektor depan.

Di posisi ini, sebelum kedatangan Rafael Struijk, timnas masih belum dapat pemain yang tepat, apalagi ketika Witan Sulaeman mulai tampil tak konsisten. Hanya persoalannya, Saddil tak fasih---karena di Sabah FC sudah "keenakan" bermain di sayap kanan.

Geraknya dapat ditebak. Menyisir dari pinggir kanan, lalu mulai bergerak tiba-tiba masuk ke tengah, dan melepas tendangan dengan kaki kirinya. Memang mudah ditebak.

Di timnas, rasa-rasanya baru Yakob Sayuri yang sreg dicoba STY di posisi berbeda. 

Yakob Sayuri yang sebenarnya berada di posisi yang sama dengan Asnawi digeser STY menjadi gelandang tengah, dan tampil tak buruk. Di tulisan sebelumnya, saya memberi ide, bahwa sesekali STY dapat mencoba Yakob untuk menemani Dimas Drajad di depan.

Saddil jelas perlu belajar untuk menjadi seorang pemain versatile, jikalau tak mau terus-terusan emosi dicolek netizen.

Ketiga, kekuatan mental dan emosional dari Saddil Ramdani. 

Mungkin ini subyektif, tapi menurut saya ini penting. Singkatnya begini, dari pengamatan amatir saya Saddil terlihat terlalu emosional jika berada di lapangan. Gampang tersulut emosi dan mudah mengundang emosi pemain lawan pula.

Ini tentu saja kontraproduktif apalagi melawan lawan yang lebih kuat dan mudah memancing emosi. 

Jikalau terpancing, maka dampaknya adalah timnas akan bermain dengan pemain yang berkurang di lapangan dan akhirnya membuat tugas semakin sulit.

Pengalaman bermain di abroad, sebenarnya dapat memperbaiki hal-hal seperti ini. Akan tetapi, mesti diakui bahwa iklim sepakbola di Malaysia tak jauh berbeda dengan Indonesia, dan Saddil perlu terus belajar untuk menahan emosinya.

Beruntung bagi Saddil kemampuan individunya menutup hal emosional tadi, tetapi bagi pelatih berkelas seperti STY hal itu tentu akan menjadi pertimbangan utama karena akan mempengaruhi performa tima.

Terakhir, soal teriakan kesempatan bermain di timnas, menurut saya sederhana saja, waktunya akan tiba bagi Saddil, jika dia terus bersabar. 

Dan yang paling penting adalah Saddil tidak terlalu merepotkan diri dengan kritikan-kritikan biasa dari netizen dan fokus di permainannya di lapangan, karena lambat namun pasti, Saddil dipercaya akan mendapat tempat regular di timnas, dengan perbaikan yang diperlukan. 

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Balap Selengkapnya
Lihat Balap Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun