Ya, Gabriel Batistuta.Â
Striker fenomenal asal Argentina lah dengan tendangan geledek  yang menjadi alasan untuk Aris masih mencintai Fiorentina hingga sekarang. Saya kira inilah juga yang  menjadi alasan mayor bagi remaja penggemar La Viola era 1990-an.
Untuk pengingat saja, di era itu, Batistuta memang nampak menjadi seperti superman ketika Fiorentina secara klub terlihat "biasa-biasa" saja dibandingkan klub lain yang disebut di atas.
Batistuta meraih seabrek gelar individu; top skorer Serie A 1994-95, Top skorer Coppa Italia 1995-96, dan Serie A Foreign Footballer of the year 1999, ketika Fiorentina hanya berbangga menjadi scudetto Serie B, dan Coppa Italia.
"Tak mau pindah klub om?" goda saya. Wajah Aris kram dan lantas beranjak pergi.Â
Memang yang kalah mental dan tak tahan diejek soal prestasi klub memiliki dua jurus terbaik, sebaiknya tak usah ke kantin, jika tidak, maka hanya ada dua pilihan; diam atau pergi.
Akan tetapi ada apresiasi yang patut diberikan kepada Aris.Â
Aris jelas bukan penggemar katabelece, tak jelas, alias anak kemarin sore. Aris memang pecinta Fiorentina sejati.Â
Dia tak mau berpindah ke lain hati. Jika Artemio Franchi ingin memberikan kursi penonton gratis untuk penggemar sejati, Aris patut mendapatkannnya.
Buktinya, jika sedang memainkan game Football Manager, Aris tetap memakai Fiorentina sebagai club careernya. Mungkin Aris ingin sejenak bersenang membawa Fiorentina menjadi juara di dunia game, daripada mengharap Fiorentina di dunia nyata.
Selain itu ada beberapa jersey Fiorentina jaman jadul yang dipakainya jika bermain futsal bersama, ada tulisan Nintendo atau Toyota berlengan ponjang agak gombrong. "150 ribu om..kw" kata Aris, ketika saya memperhatikan jersey itu agak teliti.