Menyentuh angka 20 terlebih dulu di set awal, dan membuat Shi Yu Qi sempat gugup, namun ada angin jahat apa, Ginting mudah dikejar dan kalah di set awal.Â
Di set kedua, Â Ginting sudah seperti kehabisan bahan bakar, dan Shi Yu Qi semakin kuat. Genap sudah, Indonesia ketinggalan 0-2 dari China.
Di titik sulit itulah Jorji berada. Meski mencoba menaikkan kepercayaan diri dengan berkata bahwa dirinya  adalah pebulutangkis 10 besar dunia, namun Jorji nampaknya juga mafhum bahwa lawannya di seberang net bukanlah orang sembarangan.
Chen Yu Fei adalah peraih medali emas Olimpiade 2020, dan rekor di antara keduanya sama sekali tidak memihak Jorji. Dari delapan laga, setengah lusin kemenangan adalah milik Chen Yu Fei, berbanding telak dua kemenangan untuk Jorji.
Ketika peluit laga dibunyikan, di lapangan Jorji nampak tak mau dengan mudah untuk bertekuk lutur.
Perhatikan saja, Jorji bertarung spartan, Â berlari kemana-mana, nettingnya bahkan berjalan hampir menyentuh sempurna. Chen Yu Fei beberapa kali dipaksa melakukan split untuk menjangkau bola netting, atau drop shot yang tajam di set pertama itu.
Alhasil skor imbang banyak terjadi, 9-9, 13-13, 15-15, 18-18, Â bahkan Jorji sempat unggul 19-18.
Akan tetapi, semesta memang tidak memihak Jorji. Dengan dukungan mayor penonton di Olympic Sports Centre, Chen Yu Fei mampu menguasai keadaan dan unggul dengan 22-20 di set pertama.
Di set kedua, Jorji masih belum mau menyerah, dan terus memberikan perlawanan, sayang kali ini, Chen Yu Fei sudah semakin menemukan permainan terbaiknya dan meninggalkan Jorji tertinggal di interval kedua.
Jorji nampak kelelahan mengejar bola, secara fisik ataupun psikis. Ada momen ketika tidak dapat menjangkau bola, Jorji berlutut dan tertunduk.
Lalu bangkit, mencoba berdialog dengan dirinya sendiri, untuk membakar semangat. Hanya itu yang bisa dilakukan Jorji setelahnya. Chen Yu Fei mengunci skor 21-12, dan pendukung dan ofisial China berdiri di pinggiran arena memberikan tepuk tangan untuk Chen Yu Fei.