Begitulah Bendol, nampak keras, tapi semua demi kebaikan para pemain. Itulah yang membuat Bendol dihormati ketika menjadi pelatih dan membuat para pemain muda yang berusaha merintis karir sepakbolanya menjadi lebih serius.
Bek senior Achmad "Jupe" Jufriyanto, saat menjadi pemain muda di Persita, dibuat gemetaran dengan gaya tapi membuatnya lebih serius menekuni bola sebagai profesi.
"Perlakuannya beda, bagaimana melakukan pendekatan ke pemain muda. Waktu itu, saya sebagai pemain berpikir, 'gila, galak banget, keras. Saya waktu itu sebagai pemain muda (merasa) kaget, gini ya jadi pemain bola, ketemu Om Benny gemetar juga.Ternyata dari situ jadi modal saya sebagai pemain," cerita Jupe tentang Bendol.
 ***
Berbagai cerita tentang Bendol membuat saya kembali mengingat bagaimana Bendol ketika sedang mendampingi tim yang dilatihnya, waktu di klub ataupun di tim nasional. Pria bernama lengkap Benny Silvanus Dollo ini memang selalu terlihat serius.
Seingat saya, wajah Bendol juga terlihat seperti orang yang siap marah dalam setiap situasi. Pemain asuhannya dipelototi dengan serius dalam setiap gerak.Â
Bendol terkadang menyiapkan kursi khusus, untuk dapat duduk lebih dekat ke lapangan, untuk memastikan "kehadirannya".
Sebuah karakteristik kepelatihan yang nampak tepat untuk karakter pemain Indonesia yang manja atau terkesan tidak konsisten menjalankan karir mereka sebagai pemain. Bendol mengingatkan bahwa sepakbola itu segalanya ketika memilih menjadi seorang pemain.
Berlatih dengan serius, dan bermain dengan sepenuh hati, jikalau bisa sampai titik darah penghabisan.
Rencananya Bendol akan dimakamkan besok, 4 Februari. Di sekitar peti jenazah, berbagai penghargaan diletakkan. Bukan saja untuk menghormati tetapi menunjukkan bahwa Bendol memang sangat mencintai sepakbola.
Alex, menantu Bendol menyebutkan hal itu dengan sangat jelas.