Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Mengenang Benny Dollo, Pelatih Kharisma dengan Gaya yang Keras

3 Februari 2023   08:56 Diperbarui: 3 Februari 2023   18:34 1085
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Benny Dollo, meninggal dunia pada Rabu, 1 Februari 2023. (Dok. Liga Indonesia via kompas.com) 

"Pelatih yang punya prinsip keras dan mempunyai karakter yang kuat di saat melatih Tim Nasional, kebersamaan dan jasa-jasa coach untuk sepak bola Indonesia akan selalu kami ingat. Selamat jalan coach," ujar Nova Arianto.

Mantan pelatih tim nasional, Benny Dollo atau akrap disapa Bendol meninggal dunia di usia 72 tahun pada Rabu, 1 Februari 2023.

Bendol mengalami komplikasi sakit kronis yang dideritanya selama ini. Mantan pemain timnas, Nova Arianto termasuk yang ikut berduka akan kepergian Bendol.

Akan tetapi, dalam sedihnya, Nova juga bersyukur karena pernah menjadi anak asuh Benny Dollo. Nova menyebut bahwa Bendol, adalah pelatih keras dan mempunyai karakter kuat saat melatih dirinya. 

Sesuatu yang memperlengkapi Nova pada saat menjadi pemain maupun setelah pensiun. Saat ini Nova menjadi asisten pelatih Shin Tae-yong.

Bendol memang keras, akan tetapi dalam kerasnya itulah, Bendol sangat dihormati. Lihat saja, Kompas.id, menuliskan cerita Franco Hita, pemain asing yang membela Arema di 2005. 

Hita mendapatkan tamparan keras di kepala, yang membuat dirinya tampil lebih hebat dan membawa Arema menjuarai Copa Dji Sam Soe 2005 dan 2006.

"Dia pelatih kasar, tetapi seperti ayah sendiri, kami semua seperti anak dia. Dia kasih contoh kita bukan sekadar sepak bola, tetapi keluarga, semua orang panggil dia om Benny tapi dia adalah ayah," ucap Hita dikutip dari Kompas. Id.

Franco Hita tidak sendiri. Ayah bek kiri, Persebaya, Alta Ballah, Anthony Jomah Ballah, di suatu waktu pernah menuliskan kalimat "kasar" dari Bendol yang memicu dirinya bersama Firman Utina tampil lebih baik saat dibesut Bendol di Persita Tangerang.

"Firman dan saya mau nangis dan Benny Dollo bilang, 'Kalau kamu cengeng jangan jadi gelandang'. Dia bilang, pemain di lapangan tengah harus kuat" kata Ballah.

Begitulah Bendol, nampak keras, tapi semua demi kebaikan para pemain. Itulah yang membuat Bendol dihormati ketika menjadi pelatih dan membuat para pemain muda yang berusaha merintis karir sepakbolanya menjadi lebih serius.

Bek senior Achmad "Jupe" Jufriyanto, saat menjadi pemain muda di Persita, dibuat gemetaran dengan gaya tapi membuatnya lebih serius menekuni bola sebagai profesi.

"Perlakuannya beda, bagaimana melakukan pendekatan ke pemain muda. Waktu itu, saya sebagai pemain berpikir, 'gila, galak banget, keras. Saya waktu itu sebagai pemain muda (merasa) kaget, gini ya jadi pemain bola, ketemu Om Benny gemetar juga.Ternyata dari situ jadi modal saya sebagai pemain," cerita Jupe tentang Bendol.

 ***

Berbagai cerita tentang Bendol membuat saya kembali mengingat bagaimana Bendol ketika sedang mendampingi tim yang dilatihnya, waktu di klub ataupun di tim nasional. Pria bernama lengkap Benny Silvanus Dollo ini memang selalu terlihat serius.

Seingat saya, wajah Bendol juga terlihat seperti orang yang siap marah dalam setiap situasi. Pemain asuhannya dipelototi dengan serius dalam setiap gerak. 

Bendol terkadang menyiapkan kursi khusus, untuk dapat duduk lebih dekat ke lapangan, untuk memastikan "kehadirannya".

Sebuah karakteristik kepelatihan yang nampak tepat untuk karakter pemain Indonesia yang manja atau terkesan tidak konsisten menjalankan karir mereka sebagai pemain. Bendol mengingatkan bahwa sepakbola itu segalanya ketika memilih menjadi seorang pemain.

Berlatih dengan serius, dan bermain dengan sepenuh hati, jikalau bisa sampai titik darah penghabisan.

Rencananya Bendol akan dimakamkan besok, 4 Februari. Di sekitar peti jenazah, berbagai penghargaan diletakkan. Bukan saja untuk menghormati tetapi menunjukkan bahwa Bendol memang sangat mencintai sepakbola.

Alex, menantu Bendol menyebutkan hal itu dengan sangat jelas.

"Dia sangat bertanggung jawab dengan apa yang dia kerjakan, tak ada hal hal yang negatif sih, seperti itu, Karena kecintaannya, dia sempat ingin keluar dari dunia kepelatihan karena dia ingin ada yang menjadi penerusnya. Cuma mungkin karena pengetahuannya dia tentang sepak bola masih dibutuhkan akhirnya dia balik lagi ke sepak bola," ujar Alex.

Selamat jalan Bendol, bangga pernah memiliki oang yang mencintai sepakbola seperti dirinya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun