"Kami tidak akan mengungkapkan rencana apa pun kepada Anda - akan sangat bodoh jika kami melakukannya. Tapi tidak terlalu sulit untuk menemukan jawaban bagaimana cara menghentikannya (Messi-red). Anda mungkin ingin memblokir dan menutup jalur bola kepadanya," ujar Van Gaal.
Bukan saja itu, yang membuat amarah Messi memuncak adalah Van Gaal mulai menyerempet pemain senior lain, seperti Angel Di Maria.
Untuk Di Maria, Van Gaal menyindir bahwa Di Maria bukanlah pemain yang istimewa.Â
Bahkan, jikalau Di Maria mengatakan bahwa Van Gaal adalah pelatih buruk, maka Van Gaal menyebut bahwa Di Marialah pemain yang buruk.
Akumulasi kemarahan ini bertambah karena dalam sejarahnya, Van Gaal pernah membahasakan serupa untuk Roman Riquelme, gelandang serang Argentina saat membesut Barcelona.
Itulah sebabnya, di laga itu, Messi sempat mengeluarkan gestur ala Riquelme dihadapan bench pelatih Belanda. Seperti ingin mengatakan bahwa apa yang dikatakan oleh Van Gaal itu salah besar.
"Menurut saya itu bukan bagian dari sepak bola. Saya selalu menghormati semua orang, saya suka mereka juga menghormati saya. Pelatih mereka tidak menghormati kami," tutur Messi, sangat kesal.
Luapan emosional tak biasa itu berdampak positif terhadap Messi. Penampilannya namapk trengginas. Bukan saja meliuk-liuk seperti biasa, tapi Messi juga tak jarang berani beradu otot dengan pemain Belanda yang lebih besar.
Messi tak gampang menunduk. Dia mengangkat dagunya ketika situasi sulit, dia menjadi lebih kuat, menjadi kapten yang sungguh bagi skuad Albiceleste.
***
Jika legenda Argentina, Diego Maradona masih hidup, dia pasti bahagia melihat Lionel Messi sesudah laga melawan Belanda ini.