Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Murka dan Sayang Shin Tae-yong buat Kapten Asnawi

28 Desember 2021   14:35 Diperbarui: 28 Desember 2021   15:15 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi-pagi saya terhenyak membaca tautan berita tentang kondisi terakhir timnas sepakbola Indonesia, bukan soal teknis tetapi soal relasi pelatih dan pemain.

Cukup serius berita ini.  Dituliskan di judul berita bahwa coach Shin Tae-yong mengancam tidak akan memanggil kapten tim, Asnawi Mangkualam untuk membela Indonesia. 

Apakah untuk laga final nanti di Piala AFF 2020 ini, kala Indonesia akan berhadapan dengan Thailand? Ah, tidak seserius itu lah.

Ancaman ini berhubungan dengan aksi Asnawi di laga semifinal melawan Singapura yang oleh beberapa pihak terlalu berlebihan dan melanggar etika sepakbola. 

Asnawi bahkan diminta oleh pihak tersebut untuk tidak lagi menjadi kapten timnas. Oalah.

Saat itu, tindakan Asnawi padahal sederhana banget. Sesudah Faris Ramli gagal mengeksekusi penalti, Asnawi langsung menghampiri Faris dan mengatakan sesuatu. 

Konon, Asnawi mengucapkan kalimat "terima kasih". Laga tinggi tensi itu memang menguras emosi para pemain, dan melakukan tindakan yang tidak pernah dipikirkannya sebelumnya.

Kembali ke tautan berita itu. Tae-yong ternyata ikut-ikutan marah, dan mengatakan bahwa jika Asnawi melakukannya lagi, maka dirinya tidak akan dipanggil timnas.

Sesudah membaca berita itu, beberapa pertanyaan langsung menggelayut di pikiran? Apakah coach Tae-yong benar-benar marah. Lalu bukankah itu akan membuat relasi antar dirinya dengan salah satu pemain terpenting akan terganggu?

Sejenak merenung, saya lalu tersenyum. Ah, ini "tipuan murka" dari seorang Shin Tae-yong. 

Apa yang dimaksud dengan "tipuan murka" ini? Singkatnya demikian, Shin Tae-yong hanya bersandiwara marah demi memuaskan hasrat para pemuja kesopanan di sepakbola.

Begini maksud saya. Shin Tae-yong tidak mau dipusingkan dengan masalah kecelebele ini, yang tidaklah lebih penting daripada fokus untuk mencari taktik melawan Thailand nantinya.

Akan tetapi, sebagai insan sepakbola, Tae-yong juga mengerti bahwa soal fair play, etika di lapangan hijau, perlu menjadi perhatiannya. Karena itulah, Shin Tae-yong, perlu berpura-pura marah.

Dari berita saja, ini sudah bisa dipertanyakan. Mengapa di media Korea saja, Tae-yong menyebut telah menegur Asnawi, padahal Tae-yong dan tim kepelatihannya tidak berkata apa-apa kepada media Indonesia.

Aih, Tae-yong, nampaknya ingin menyelamatkan karir Asnawi, yang sekarang lagi mencari sesuap nasi di Liga Korea sana. Menjaga Asnawi sebagai pemain yang potensial dengan karakter yang baik tentu menjadi bagian tugas dan tanggung jawab Tae-yong.

Shin Tae-yong nampaknya sayang sekali kepada Asnawi.

Lihat saja, bagaimana cara komunikasi Tae-yong yang menegur Asnawi secara empat mata setelah lunch. 

"Setelah makan siang, saya memarahi Asnawi dan mengatakan jika hal seperti itu terjadi sekali lagi saat saya melatih, jangan berpikir untuk datang ke tim nasional." kata Tae-yong.

Murka dan sayang menjadi satu antara Tae-yong dan Asnawi, mirip seperti kemarahan seorang ayah kepada anaknya yang melempari rumah tetangga, dan dilaporin oleh si tetangga kepada sang ayah.

Di depan tetangga itu, si ayah nampak ikut marah-marah, tetapi sesudah si tetangga pulang, si ayah mulai menghibur, dan mencari tahu apa musabab si anak melempar rumah tetangga. Ternyata, anak tetangga itu telah sebelumnya menampar sang anak, dan belum terbalas. Emosi sesaat.

Saya kira, jika benar dugaan saya ini, bahwa Shin Tae-yong berusaha agar murka dan sayang itu menjadi seimbang, saya kira, begitulah seharusnya kita (baca: pendukung timnas) mensuport pelatih dan para pemain saat ini.

Menapak di final adalah sebuah keberhasilan yang perlu dirayakan dengan semangat positif. Timnas sekarang lebih membutuhkan dukungan daripada cerca cela yang secara momentum nampak tidak tepat.

Ini bukan berarti bahwa Asnawi dkk tanpa dosa, cela dan tidak perlu evaluasi, tentu saja tidak. Akan tetapi memosisikan diri untuk mendukung, memberikan solusi yang berdampingan serasi dengan kritik, lebih dibutuhkan sekarang.

Soal Asnawi, saya dia dan rekan-rekannya yang sekarang membawa kebanggaan  merah putih di Piala AFF masih sangatlah muda. Kesalahan-kesalahan kecil, jika dibenahi dengan cara yang benar, niscaya akan melahirkan sosok jiwa pesepakbola timnas yang kuat di masa depan.

Emosi sesaat dalam tensi yang tinggi dalam pertandingan penuh tekanan seperti itu, memang tidak mudah dilewati oleh para pesepakbola muda kita. 

Pesepakbola dunia saja seperti Zlatan Ibrahimovic dan lainnya saja mengalami kesulitan dan melakukan kesalahan serupa.

Akan tetapi, tidak menjadi halangan bagi kita, pendukung fanatik timnas ini berhenti untuk mendukung Indonesia, apalagi berharap agar negara lain yang menjadi juara. Jangan sampai seperti itu.

Secara pribadi, saya bersiap untuk segala kemungkinan di laga final nanti. Kalah dan menang itu adalah takdir, tidak ada yang menang berbarengan dan kalah secara bersamaan. Pasukan merah putih berada di keadaan itu.

Akan tetapi yang paling penting adalah timnas kali ini memberikan optimisme, bahwa apapun hasilnya Shin Tae-yong dan Asnawi dkk, menjanjikan sebuah tim masa depan yang hebat, seusai Piala AFF 2020 ini. Harus terus kita dukung.

Kembali ke soal Asnawi dan teguran Shin Tae-yong. Ah, sudah jelas, seperti marah dan sayang bapak pada anaknya. 

Di tengah marahnya, Tae-yong masih bisa memuji Asnawi. 

"Asnawi bermain lebih keras dari siapapun," ujar Shin Tae-yong. 

Sumber

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun