Menapak di final adalah sebuah keberhasilan yang perlu dirayakan dengan semangat positif. Timnas sekarang lebih membutuhkan dukungan daripada cerca cela yang secara momentum nampak tidak tepat.
Ini bukan berarti bahwa Asnawi dkk tanpa dosa, cela dan tidak perlu evaluasi, tentu saja tidak. Akan tetapi memosisikan diri untuk mendukung, memberikan solusi yang berdampingan serasi dengan kritik, lebih dibutuhkan sekarang.
Soal Asnawi, saya dia dan rekan-rekannya yang sekarang membawa kebanggaan  merah putih di Piala AFF masih sangatlah muda. Kesalahan-kesalahan kecil, jika dibenahi dengan cara yang benar, niscaya akan melahirkan sosok jiwa pesepakbola timnas yang kuat di masa depan.
Emosi sesaat dalam tensi yang tinggi dalam pertandingan penuh tekanan seperti itu, memang tidak mudah dilewati oleh para pesepakbola muda kita.Â
Pesepakbola dunia saja seperti Zlatan Ibrahimovic dan lainnya saja mengalami kesulitan dan melakukan kesalahan serupa.
Akan tetapi, tidak menjadi halangan bagi kita, pendukung fanatik timnas ini berhenti untuk mendukung Indonesia, apalagi berharap agar negara lain yang menjadi juara. Jangan sampai seperti itu.
Secara pribadi, saya bersiap untuk segala kemungkinan di laga final nanti. Kalah dan menang itu adalah takdir, tidak ada yang menang berbarengan dan kalah secara bersamaan. Pasukan merah putih berada di keadaan itu.
Akan tetapi yang paling penting adalah timnas kali ini memberikan optimisme, bahwa apapun hasilnya Shin Tae-yong dan Asnawi dkk, menjanjikan sebuah tim masa depan yang hebat, seusai Piala AFF 2020 ini. Harus terus kita dukung.
Kembali ke soal Asnawi dan teguran Shin Tae-yong. Ah, sudah jelas, seperti marah dan sayang bapak pada anaknya.Â
Di tengah marahnya, Tae-yong masih bisa memuji Asnawi.Â
"Asnawi bermain lebih keras dari siapapun," ujar Shin Tae-yong.Â