Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Meski ke Final, Ini 3 Cara Timnas Indonesia Bermain-main dengan Malapetaka

25 Desember 2021   22:58 Diperbarui: 26 Desember 2021   04:11 2486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akan tetapi, ceritanya menjadi berbeda jika perpanjangan waktu. Selain sudah ada perubahan taktik dari Shin Tae-yong, saya kira, Indonesia diuntungkan dengan 9 pemain Singapura yang pasti lebih kelelahan membendung gelombang serang Indonesia.

Benar saja, di babak perpanjangan waktu, dua gol berhasil diciptakan oleh Irfan Jaya dan Egy Vikri, dari puluhan peluang yang saya kira telah tercipta.

Kembali ke performa buruk skuad Garuda. Kira-kira apa yang membuat Indonesia di atas lapangan tampil seperti itu, dan hampir tak lolos dari lubang jarum? Saya akan mengemukakan 3 (tiga) hal.

Pertama, membuang-buang peluang karena tampil tidak kolektif.

Seusai laga statistik memang tampak powerful bagi Indonesia. Bukan saja unggul dengan 60 persen penguasaan bola, tetapi juga melahirkan 33 tendangan dengan 13 diantaranya on target.  

Akan tetapi mengapa peluang demi peluang itu terbuang sia-sia? Saya kira alasan utamanya karena dalam laga ini timnas tidak tampil kolektif lagi.

Banyak kali terlihat pertunjukan individu yang akhirnya tidak melahirkan apa-apa.

Misalnya, tendangan bebas yang seharusnya menjadi umpan malah ditendang mengarah ke langit.

Kejadian Shin Tae-yong memukul jidatnya ketika Alfeandra Dewangga mengeksekusi tendangan bebas secara suka-suka menjadi salah satu bukti bahwa individualitas itu mulai nyata.

Meski gol Ezra Walian lahir dari umpan Witan yang tidak egois, tetapi saya kira, lebih dari tiga peluang emas yang terbuang percuma karena pemain lebih memilih mengeksekusinya sendiri, atau malah mengontrol bola lebih lama, meski ada temannya yang sudah berdiri bebas.  

Kedua, pergantian pemain yang lagi dan lagi tidak tepat.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun