Roberto Mancini berharap pergerakan lini serang bisa lebih dinamis dengan rotasi posisi cepat antara Insigne, Chiesa dan Berardi untuk membingungkan para pemain belakang Inggris.
Bisa disebut cukup berhasil. Berulang kali, Chiesa mendapat ruang lebih banyak, dan Jorginho atau Verrati lebih mudah mendapat ruang untuk melepas umpan. Italia tinggal menunggu waktu untuk menyamakan kedudukan.
Waktu itu akhirnya datang, indah pada waktunya. Dari sekelumit yang terjadi karena set piece tendangan pojok, bola rebound hasil tandukan Verrati yang berhasil dimanfaatkan Leonardo Bonnuci. Wembley terdiam.Â
Jordan Pickford yang sebelumnya nampak tangguh di bawah mistar gawang Inggris akhirnya harus melihat gawangnya bobol. Skor menjad imbang 1-1.
Inggris nampak panik. Southgate harus melakukan kontra strategi karena mempertahankan 3-4-1-2 membuat Italia akan terus mengontrol bola. Di kisaran menit ke-70an, Southgate membuat perubahan formasi dengan melakukan pergantian pemain.
Kieran Trippier dikeluarkan diganti Bukayo Saka, dan Declan Rice diganti Jordan Henderson.Â
Pergantian ini membuat Inggris berubah kembali ke pakem awal mereka 4-3-3. Sesudah itu, bukan menunggu saja, Inggris juga rajin melakukan serangan ke pertahanan Italia.
Pola dasar 4-3-3 berhadapan dengan  4-3-3 memang terlihat menarik, hanya sebenarnya lebih mudah untuk diantisipasi. Banyak pandit yang menyebut, jika kedua pola ini dipakai dari awal, maka kedua tim akan bermain hingga 120 menit.
Benar, selain pada akhirnya laga berlangsung hingga 120 menit, hingga peluit panjang dibunyikan wasit Bjorn Kuipers, tidak ada gol tambahan.
Semenit menjelang laga 120 menit usai, Southgate melakukan pergantian pemain yang cukup mengejutkan. Dua pemain ofensif, Marcus Rashfrod menggantikan Henderson , dan Jadon Sancho menggantikan Kyle Walker.
Southgate tentu saja berharap agar kedua pemain ini dapat menjadi eksekutor yang baik bagi Inggris di babak adu penalti. Sayang harapan tinggal harapan. Kedua pemain ini gagal total menunaikan tugasnya bersama Bukayo Saka.