Akan tetapi tahukah anda bahwa mimpi Hjolmand sangat sederhana saat menerima pinangan Timnas Denmark. Hjolmand hanya berharap agar para pemainnya dapat menerimanya sebagai sahabat di dalam dan di luar lapangan.
Itulah yang membuat Hjolmand seringkali tak ingin ada batas yang terlalu jauh antara dirinya dengan para pemain. Dari pinggir lapangan, Hjolmand tampil sederhana, jarang sekali memakai balutan jas, dengan dasi--- dia hanya memakai kaos casual.
Di laga perempat final melawan Ceko, Hjolmand seperti seorang sahabat yang mendukung dari pinggir lapangan. Dia duduk, tersenyum, memberi tepuk tangan, dan selebihnya para koleganya yang di lapangan hijau tampil spartan, seperti biasanya.
Itulah yang menjadi jawaban, mengapa setelah insiden Christian Eriksen, Denmark seperti mendapat tambahan energi berlipat. Hal tersebut diungkapkan dengan sangat baik oleh penyerang sayap Denmark yang bermain di Atalanta, Joakim Mhle.
"Dia sangat penting,"Dia pandai berbicara dengan pemain dan memberikan kebebasan yang dibutuhkan banyak pemain" kata Mhle.
"Dia juga menunjukkan perasaannya setelah apa yang terjadi dengan Christian dan bahwa dia juga membutuhkan bantuan. Apa yang telah kita lalui justru membuat kita semakin dekat. Dia adalah pelatih yang baik dan sekarang menjadi teman bagi kami juga." ujar Mhle.
Mimpi sederhananya, yang terbantu melalui insiden Eriksen. Itulah yang membuat Simon Kjaer, Joakim Mhle, Kasper Dolberg dan lainnya tampil perkasa. Mereka tampil dengan hati, untuk sesuatu yang istimewa yang mesti diperjuangkan. Bukan saja untuk Eriksen, bahkan bukan untuk Hjolmand tapi untuk rakyat Denmark.
Dengan demikian, di semifinal, Inggris perlu waspada. Akan tetapi, apapun hasilnya, seorang Kasper Hjolmand dan tim Dinamit sudah membuat Euro 2020 ini sudah nampak sangat istimewa dengan kejutan yang dilakukannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H