Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Kasper Hjulmand, Thomas Tuchel, dan Seutas Mimpi Sederhana bagi Denmark

4 Juli 2021   18:29 Diperbarui: 5 Juli 2021   11:00 1237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kasper Hjulmand dengan Hebat bawa Denmark ke semifinal Euro 2020 IGambar: Jonathan Nackstrand/AP

Dia bukan Jose Mourinho yang penuh kuasa, bukan juga Pep Guardiola yang flamboyant, bahkan mungkin juga tidak bisa disamakan dengan pendahulunya Aage Hareide.

Dia bisa disebut hanyalah seorang pelatih kecil nan sederhana yang sering dilupakan. Namanya, Kasper Hjulmand, pelatih timnas Denmark. Meski begitu, mencengangkan, Timnas Denmark telah dibawanya menapak semifinal Euro 2020.

**

Kasper Hjulmand tahu diri, sebagai pelatih dia sangat tergantung dengan para pemain kuncinya. Dia bahkan sangat memuja playmaker Denmark, Christian Eriksen.

Persahabatan antara keduanya, lebih dari sekedar relasi pelatih pemain, namun sobat yang saling harap. Eriksen adalah andalan terbesar Hjulmand di Euro 2020.

Maklum, sudah 95 cap dimainkan Eriksen untuk negaranya, dengan 31 gol dicetaknya dan 5 gol yang membawa Denmark lolos dari kualifikasi Euro 2 2020.

12 Juni 2021. Denmark Vs Finlandia. Hjulmand, sempat terdiam cukup lama di pinggir lapangan. Dia tak percaya bahwa di tengah laga, pemain fantastis yang dipujanya itu tiba-tiba kolaps di lapangan.

Sebuah drama emosional yang hebat terjadi.

Hjulmand sempat berteriak agar tenaga medis lekas menangani Eriksen. Tetapi selebihnya Hjulmand, hanya bisa tercenung, pasrah.

Dari jauh, dia hanya bisa memandang para pemainnya yang dipimpin sang Kapten, Simon Kjaer, mengelilingi Eriksen dan mungkin sedang memanjatkan doa bersama.

Syukurlah, tak lama Eriksen terselamatkan dari kolaps karena serangan jantung yang tiba-tiba itu.

Akan tetapi setelahnya Hjulmand rasanya masih belum sadar dari peristiwa yang tak pernah diatak pernah terpikirkan dalam karir kepelatihannya itu.

Di Parken Arena, tubuhnya dingin, lebih dingin dari udara Eropa saat itu. Mulutnya kelu, dia bahkan tak bisa memberikan instruksi yang baik bagi Denmark setelah insiden itu. Akhirnya, Denmark takluk atas Finlandia di laga perdana Euro 2020 .

Seusai laga, di lorong menuju kamar ganti, Hjulmand sontak tersadar.

Dia memantik, Ini bukan tentang dirinya, ini tentang Denmark, tentang semangat nasionalism yang seharusnya berkobar karena solidaritas terhadap Eriksen, dan dia yang seharusnya meletupkannya saat tim sedang goyah.

Setelahnya kita semua dibuat terperangah oleh kejadian sepakbola bersama Hjulmand dan Timnas Denmark.

Sepakbola memang sulit diduga laksana misteri, misteri yang membuat sepakbola dipuja jutaan orang di dunia itu terbukti.

Timnas Denmark yang kehilangan pemain paling berpengaruhnya di laga perdana lalu bangkit, meraup kemenangan demi kemenangan dan akhirnya telah menapak semifinal Euro 2020.

Telah pasti aktor utamanya adalah seorang Kasper Hjulmand.

Kapten Denmark, Simon Kjaer boleh dipuji banyak orang karena gesturnya yang mempersatukan para pemain Denmark saat insiden Eriksen itu terjadi, akan tetapi pelatih berusia 49 tahun mendapat apresiasi khusus dari para pemainnya.

"Kasper sangat luar biasa dalam cara dia menangani situasi mengerikan ini, padahal dia sendiri merasakan kekhawatiran setelah melihat Eriksen" kata Kjaer.

Kapten kedua Denmark, Kasper Scheimechel juga berujar serupa. "Para pemain benar sudahmendapatkan banyak pujian tetapi ada satu orang yang tidak boleh kita lupakan dan itu adalah Kasper Hjulmand." kata Scheimechel.

Setelah Denmark terus melaju, pujian sinambung diberikan Kjaer untuk Hjulmand.

"Pada saat yang sama dia harus berurusan dengan dirinya sendiri [dan perasaannya]. Dia telah menjadi pelatih dan pemimpin yang fantastis untuk tim. Saya sangat bersyukur memiliki dia sebagai pelatih saya." ujar Kjaer.

Pengganti Thomas Tuchel di Klub Bundesliga, FSV Mainz 05 

Menjejak semifinal Euro 2020 dan akan berhadapan dengan Inggris sudahlah sesuatu yang hebat bagi seorang Kasper Hjulmand, pelatih yang nampaknya paling tidak diperhitungkan dari antara 3 pelatih tim di semifinal.

Hjulmand bukanlah Gareth Southgate, Roberto Mancini dan Luis Enrique, para pelatih yang terbilang memiliki karir cemerlang semasa menjadi pemain.

Dia hanyalah seseorang yang terpaksa menjadi pelatih karena karir sepakbolanya tamat lebih dini di usia 26 tahun akibat cedera lutut berkepanjangan.

Karir kepelatihannya mayoritas juga dihabiskan tidak jauh dari dalam negeri, tim yang pernah dilatihnya juga tak banyak yakni FC Lyngby (006-2008) dan FC Nordsjaelland (2011-20014, 2016-2019), nama yang asing di telinga.

Satu-satunya klub yang dilatihnya yang dapat dibanggakan mungkin hanyalah klub Bundesliga Jerman, FSV Mainz 05.

Meskipun hanya kurang setahun membesut Mainz (2014-2015)---setahun setelah membawa Nordsjaelland juara di Denmark, di Mainz tak banyak yang tahu bahwa Hjolmand didaulat klub untuk mengganti salah satu pelatih paling hebat sekarang, Thomas Tuchel.

Seperti yang diketahui, dalam dua tahun terakhir, Tuchel mampu membuat Eropa kagum padanya. Di kompetisi paling elit bagi klub Eropa, Liga Champions, Tuchel berhasil membawa Chelsea juara dan setahun sebelumnya membawa PSG sebagai runner-up.

Tuchel dipandang pelatih jenius, bahkan Manchester City yang dilatih Pep Guardiola kerap sukar menaklukkan Tuchel. Padahal sepakbola Pep dipuja selama kurang lebih sedekade terakhir.

Meskipun tidak ada catatan spesifik bahwa Hjulmand belajar banyak dari Tuchel, tetapi gaya permainan Tuchel tetu telah dipelajarinya secara seksama sebelum dan sesudah melatih Mainz.

Di Denmark, mesti terbilang masih muda, Kasper Hjulmand sudah dikenal sebagai pelatih "kutu buku" sepakbola. Hjolmand mempelajari banyak referensi untuk menemukan gaya sepakbola yang diinginkannya.

Dia disebut sebagai pengagum terkemuka sepakbola indah nan romantis ala Barcelona dan Johan Cruyff. Dibandingkan pelatih Denmark sebelumnya, Aage Hareide yang sukses mengantar Denmark ke 16 besar Piala Dunia 2018 di Rusia, Hjulmand lebih dinamis.

Hareide dianggap pelatih yang pragmatis, dengan pilihan sepakbola yang kaku, lebih bertahan demi kemenangan. Hjolmand pada awal kepelatihannya, dianggap lebih berani dengan sepakbola yang indah.

Akan tetapi perlahan tapi pasti, Hjolmand berhasil membuat Denmark lebih balance dalam ide sepakbolanya. Denmark tetap dibuatnya tampil atraktif, tetapi tetapi siap bermain defensive dengan counter attack hebat, demi kemenangan.

Filosofi Hjolmand malah lebih sederhana. Sepakbola indah yang bisa memenangkan laga. "Hasilnya adalah hal yang paling penting," kata Hjolmand dalam sebuah wawancara.

Tentu saja ini tidak mudah. Hjolmand perlu secara cepat mengintegrasikan gaya sepakbolanya itu di Denmark sekaligus membuat para pemain untuk siap secara fisik dan mental untuk tampil spartan selama 90 menit.

Hjolmand bahkan membuat para punggawa timnas memiliki karakter yang kuat dan kebanggaan sebagai pemain timnas. Hjolmand secara terus menerus mengingatkan bahwa mereka bukan bermain untuk diri mereka sendiri tapi bagi bangsanya, nasionalism yang sangat kuat.

"Kami akan memiliki identitas mereka dalam permainan kami, kesediaan mereka untuk memberikan semua yang mereka miliki, menunjukkan siapa mereka, menunjukkan siapa kita. Saya berharap banyak orang akan berada di belakang kami. Para pemain ini membara untuk tim nasional." tegas Hjolmand.

Kasper Hjolmand yang Sangat Dekat dengan Para Pemain

Akan tetapi tahukah anda bahwa mimpi Hjolmand sangat sederhana saat menerima pinangan Timnas Denmark. Hjolmand hanya berharap agar para pemainnya dapat menerimanya sebagai sahabat di dalam dan di luar lapangan.

Itulah yang membuat Hjolmand seringkali tak ingin ada batas yang terlalu jauh antara dirinya dengan para pemain. Dari pinggir lapangan, Hjolmand tampil sederhana, jarang sekali memakai balutan jas, dengan dasi--- dia hanya memakai kaos casual.

Di laga perempat final melawan Ceko, Hjolmand seperti seorang sahabat yang mendukung dari pinggir lapangan. Dia duduk, tersenyum, memberi tepuk tangan, dan selebihnya para koleganya yang di lapangan hijau tampil spartan, seperti biasanya.

Itulah yang menjadi jawaban, mengapa setelah insiden Christian Eriksen, Denmark seperti mendapat tambahan energi berlipat. Hal tersebut diungkapkan dengan sangat baik oleh penyerang sayap Denmark yang bermain di Atalanta, Joakim Mhle.

"Dia sangat penting,"Dia pandai berbicara dengan pemain dan memberikan kebebasan yang dibutuhkan banyak pemain" kata Mhle.

"Dia juga menunjukkan perasaannya setelah apa yang terjadi dengan Christian dan bahwa dia juga membutuhkan bantuan. Apa yang telah kita lalui justru membuat kita semakin dekat. Dia adalah pelatih yang baik dan sekarang menjadi teman bagi kami juga." ujar Mhle.

Mimpi sederhananya, yang terbantu melalui insiden Eriksen. Itulah yang membuat Simon Kjaer, Joakim Mhle, Kasper Dolberg dan lainnya tampil perkasa. Mereka tampil dengan hati, untuk sesuatu yang istimewa yang mesti diperjuangkan. Bukan saja untuk Eriksen, bahkan bukan untuk Hjolmand tapi untuk rakyat Denmark.

Dengan demikian, di semifinal, Inggris perlu waspada. Akan tetapi, apapun hasilnya, seorang Kasper Hjolmand dan tim Dinamit sudah membuat Euro 2020 ini sudah nampak sangat istimewa dengan kejutan yang dilakukannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun