Karatsev meskipun merangkak dari babak kualifikasi bukan pemain yang dapat dianggap enteng. Karatsev mampu mengandaskan perlawanan Grigor Dimitrov di babak perempat final, dan Dimitrov adalah pemain yang menghentikan Dominic Thiem, petenis Austria unggulan ke-3 yang saya kira memiliki peluang paling besar menghentikan dominasi Djokovic di Australia.
Selain itu, seperti pemain Rusia kebanyakan, Karatsev memiliki backhand dan forehand terkeras yang pernah dideteksi mesin pengukur kecepatan di Australia Terbuka---sebelum dilewati oelh Daniil Medvedev.
Melawan Karatsev, Djokovic tampil sungguh hebat. Untuk pertama kalinya di turnamen ini, Djokovic tampil solid dan membuat Karatsev tak dapat berbuat banyak. Djokovic unggul, 6-3, 6-4, dan 6-2. Tak ada cerita kesakitan karena cedera dan sebagainya.Â
Unggulan ke-4, Daniil Medvedev sudah menunggu Djokovic di babak final. Inilah lawan yang dapat dikatakan paling pas untuk pertunjukkan akbat di laga final.
Medvedev datang dengan sebuah kepantasan, ini pemain yang belum terkalahkan dalam 20 pertandingan terakhirnya dan 12 di antaranya melawan petenis 10 besar dunia.
Saya yang menyaksikan laga semifinal antara Medvedev melawan Stefano Tsitsipas-- yang menurut saya seperti sebuah "pembantaian" Medvedev terhadap Tsitsipas yang sebelumnya mengalahkan Rafael Nadal, merasa bahwa Medvedev akan unggul atas Djokovic.
Laga keduanya diperkirakan akan berlangsung ketat, meski Djokovic masih unggul 4-3 dalam head to head, tapi dalam 3 laga anyar, Djokovic selalu menyerah dari Medvedev.
Setelah mengalahkan Karatsev, Djokovic mengatakan bahwa Medvedev adalah petenis yang luar biasa di Australia Open 2021 karena winning streak-nya itu. Apalagi di beberapa bet tenis, Medvedev juga diunggulkan.
Akan tetapi paradoks itu nyata terjadi. Djokovic kembali tampil rapi di laga final, Medvedev dibuat tak bisa mencuri break dan memaksa set pertama hingga skor 5-5, di saat itu, Djokoviv unggul mental, mencuri set, dan unggul 7-5.
Mental. Pemain nomor satu dunia yang mengatakan bahwa dirinya kecewa karena pemberitaan media yang timpang akan dirinya itu, tampak kuat secara mental di laga final. Sesudah set kedua, kembali dimenangkannya dengan skor lebih meyakinkan, 6-2, Djokovic sudah semakin dekat ke gelar kesembilannya.
Momentum terbaik terjadi ketika di set ketiga, Djokovic unggul 4-2. Penonton di Rod Laver Arena nampak bersorak bagi Medvedev saat dia hampir membuat skor menjadi kecil 3-4, saat Djokovic memegang servis. Penonton mungkin menginginkan hiburan yang lebih lama.