Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Gertakan Jokowi Menghalau Anies, Mengingatkan Prabowo

7 Februari 2021   23:50 Diperbarui: 8 Februari 2021   00:36 1705
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Antara/Sigid Kurniawan/Pool

Inilah yang membuat Jokowi tentu akan sangat terganggu, ketika dia sedang mengarahkan semua pembantunya untuk fokus menangani pandemi, tetapi ternyata masih ada satu dua orang yang bermanuver secara politik.

Loyalitas para pembantu adalah sebuah harga mati bagi Jokowi. Bersilahturahmi politik dengan Anies yang dilakukan oleh Prabowo, bisa jadi tidak bisa diterima oleh Jokowi.  Jika tak loyal lagi, reshuffle adalah cara paksa untuk menendang mereka keluar.

Jokowi tak pandang bulu soal ini. Anies pernah digantinya, dan Susi Pudjiastuti juga tidak dipakainya, artinya tak ada perkecualian untuk Prabowo, Moeldoko apalagi Syahrul Limpo.

Meskipun biaya politik tentu lebih besar jika mengganti Prabowo, yang artinya Prabowo tak diganti, namun gertakan reshuffle ini, seperti menjadi reminder bagi para menteri dari partai koalisi pendukung, agar berhati-hati dalam gestru politik mereka.

Gertakan ini juga tentu dengan sendirinya menghalau Anies. Sesudah ini, sepertinya parpol atau politisi untuk berpikir dua kali untuk bertemu Anies.

Arahan Jokowi tentang mendukung pilkada 2024 berisi sebuah maksud baik, agar ketika negara sedang fokus pada pandemi ini, janga ada pergerakan politik dari parpol pendukung yang kontraproduktid bagi gerak pemerintah menangani pandemi.

Mungkin maksud Jokowi juga, Anies mungkin jangan terlalu sibuk bersilahturahmi politik, angka covid-19 di DKI yang belum turun-turun seharusnya menjadi prioritas daripada gerilya sana-sini.

Referensi

Referensi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun