Beberapa gambar dan video yang menunjukkan dia dengan susah payah turun dan naik  selokan, menyusuri kolong jembatan untuk menjumpai para tunawisma tidak dihirau haters ini.
Beberapa tuduhan yang menyakitkan bahkan diterima olehnya . Dia disebut sebagai menteri rasa walikota dengan motif-motif tertentu. Motif politik tentunya, ingin menjadi gubernur lah, atau bahkan berkeinginan menjadi presiden dengan cara pencitraan.Â
Menyakitkan, padahal baru dalam hitungan hari dia menjadi menteri.
Risma terlihat kecut hati. Di beberapa tempat dia berusaha mengklarifikasi bahwa itulah dirinya, tak ada pencitraan apalagi kebohongan. Dia mengatakan bahwa ketika dirinya melihat orang-orang yang membutuhkan dia akan turun langsung, menjumpai, membantu.
Risma nampak sedih ketika berusaha mengutarakan ketulusan hatinya.
Syukurlah, Risma harus rehat sejenak dari tuduhan haters baginya di Ibu Kota. Ibu Kota memang kejam, Risma mungkin masih belum siap.
Bencana terjadi, dan Jokowi memerintahkan agar Risma pergi dari kota untuk menanganinya dengan cepat.
Sehari sebelumnya kedatangan, kabarnya Risma  telah diperingatkan oleh Kepala BMKG bahwa akan ada gempa susulan sehingga dia perlu hati-hati. Risma memang patut untuk waspada, tapi baginya para korban membutuhkannya, resiko diambilnya.
Risma terus bergerak. Tiba di Sulbar, bersama tim dia berencana menempuh jalan darat, tapi ternyata beberapa lokasi membuat akses tidak dapat ditembus. Helikopter terpaksa digunakan, apapun itu Risma berkeras yang penting dapat sampai di lokasi bencana.
Di hari Jumat, 15 Januari dia sudah berada di lokasi bencana, di Mamuju,  dan mendiskusikan secara serius dengan berbagai pihak langkah taktis agar  bantuan logistik dapat segera diterima oleh para korban.
Sesudah Mamuju, beberapa tempat tentu juga memanggilnya. Risma rencananya terus berpindah.