Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Haters Bungkam, Risma Akan Menemukan Jalannya

18 Januari 2021   09:47 Diperbarui: 18 Januari 2021   10:01 1496
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menteri Sosial, Tri Rishamarini I Foto : Antara/ Didik Suhartono

Wanita ini menggenggam kedua tangannya. Tatapannya nanar ke gedung tinggi yang sudah retak di hadapannya, napasnya masih terengah-engah. Dia baru usai  berlari dengan sneaker hitam putih sebagai alas kakinya. Baru saja terjadi gempa susulan. Dia tidak di Jakarta tapi di Mamuju, Sulawesi Barat.

Blusukan Menteri Sosial, Tri Rishamarini sudah bergerak lebih jauh, jauh dari kota.  Kabupaten Mamuju dan beberapa tempat yang terdampak bencana seperti memanggilnya. Risma lekas melangkahkan kakinya, sudah terbayang di kepalanya ada korban yang perlu dibantu, segera.

Dia tak perlu bernarasi, dia beraksi. Di Mamuju, meski beberapa kali harus terdiam sejenak melihat gelagat gempa, berpindah ke tempat yang aman, tapi kaki, mulut dan gerak tangannya terus berjalan seirama.

Jari-jari tangannya terus bergerak ketika dia mendiskusikan langkah taktis dengan jajarannya. Matanya tajam berbicara kepada stafnya untuk memastikan apa yang dimintanya dimengerti dan segera dikerjakan.

Wanita berlatar teknik arsitektur ini ingin agar yang sistimatis dan runut tidak keluar dari mulut saja tapi dari tindakannya juga.

Baru datang,  dia berdialog, berdiskusi dan memutuskan langkah-langkah  taktis untuk  memastikan bahwa bantuan dapat cepat tersalurkan bagi yang membutuhkan.

Ini memang tempat dan situasi yang baru baginya.

Jika di Surabaya dia banyak mengurus tata kota, manajemen hingga dan tunawisma yang tersesat ketika mencari peruntungan di kota besar, kali ini dia mesti turun ke kampung-kampung, daerah-daerah pelosok yang mungkin baru pertama kali dikunjunginya.

***

Baru beberapa hari lalu, sesudah ditunjuk Jokowi menjadi menteri dan melakukan blusukan di Jakarta, dia diserang haters. Dia dihujat bahkan cenderung difitnah. 

Beberapa gambar dan video yang menunjukkan dia dengan susah payah turun dan naik  selokan, menyusuri kolong jembatan untuk menjumpai para tunawisma tidak dihirau haters ini.

Beberapa tuduhan yang menyakitkan bahkan diterima olehnya . Dia disebut sebagai menteri rasa walikota dengan motif-motif tertentu. Motif politik tentunya, ingin menjadi gubernur lah, atau bahkan berkeinginan menjadi presiden dengan cara pencitraan. 

Menyakitkan, padahal baru dalam hitungan hari dia menjadi menteri.

Risma terlihat kecut hati. Di beberapa tempat dia berusaha mengklarifikasi bahwa itulah dirinya, tak ada pencitraan apalagi kebohongan. Dia mengatakan bahwa ketika dirinya melihat orang-orang yang membutuhkan dia akan turun langsung, menjumpai, membantu.

Risma nampak sedih ketika berusaha mengutarakan ketulusan hatinya.

Syukurlah, Risma harus rehat sejenak dari tuduhan haters baginya di Ibu Kota. Ibu Kota memang kejam, Risma mungkin masih belum siap.

Bencana terjadi, dan Jokowi memerintahkan agar Risma pergi dari kota untuk menanganinya dengan cepat.

Sehari sebelumnya kedatangan, kabarnya Risma  telah diperingatkan oleh Kepala BMKG bahwa akan ada gempa susulan sehingga dia perlu hati-hati. Risma memang patut untuk waspada, tapi baginya para korban membutuhkannya, resiko diambilnya.

Risma terus bergerak. Tiba di Sulbar, bersama tim dia berencana menempuh jalan darat, tapi ternyata beberapa lokasi membuat akses tidak dapat ditembus. Helikopter terpaksa digunakan, apapun itu Risma berkeras yang penting dapat sampai di lokasi bencana.

Di hari Jumat, 15 Januari dia sudah berada di lokasi bencana, di Mamuju,  dan mendiskusikan secara serius dengan berbagai pihak langkah taktis agar  bantuan logistik dapat segera diterima oleh para korban.

Sesudah Mamuju, beberapa tempat tentu juga memanggilnya. Risma rencananya terus berpindah.

***

Beberapa kali melihat Risma diwawancarai, bagi saya Risma menunjukkan ketulusan. Wanita yang sudah berusia 59 tahun ini dinilai kerap emosional, dan memiliki kelemahan.

Akan tetapi bagi saya itulah kekuatannya. Risma adalah tipe pemimpin yang berusaha jujur untuk dirinya sendiri dan tulus melayani warga yang membutuhkan.

Berulangkali dia menyampaikan ada dua hal yang dia yakini, tugas itu amanah dan melayani rakyat itu kewajibannya dan tanggung jawabnya di akhirat. Sepertinya orang-orang yang telah selesai dirinya, yang  sanggup membicarakan kedua hal ini, dan membuktikannya. Risma sudah selesai dengan dirinya.

Risma bukan dan tidak sedang beretorika. Dia dia telah membuktikan banyak hal tentang itu di dalam kepemimpinannya, sehingga tak salah banyak orang menyesalkan dia tidak segera masuk ke Kabinet Jokowi pada periode kedua kepemimpinannya.

Dalam dialog  dengan Rossi Silalahi di Kompas Tv , Risma lalu memberi alasan.  Risma mengatakan bahwa dia tahu bahwa jalannya itu akan datang seiring keyakinan datang begitu kuatnya. 

Ketika dia meyakini bahwa warga Surabaya masih membutuhkannya, dia akan menolak. Tetapi sekarang sudah berbeda, dia sudah siap untuk Indonesia.

Risma tidak ambisius soal jabatan. 

Ketika masih ada pihak yang mencurigai, menghujat dan menamakan pencitraan untuk kebaikan yang dilakukannya di Jakarta, wanita ini akan terus maju untuk melayani.

Siapa mengira, di tengah hiruk pikuk keramaian membicarakan blusukan “terbatas”  yang dilakukannya bencana datang dan dia harus blusukan lebih jauh.

Haters terpaksa dan harus bungkam saat ini. Tidak ada manusia yang  sampai hati menyinyir wanita yang sudah berada tengah bencana untuk membantu dan melayani.

Risma akan terus melangkah. Seeperti saat masih menjabat walikota, sebagai menteri dia meyakini apa yang perlu dan harus dilakukannya.

Bagaimana jalan politik risma ke depannya? Yakinlah, Risma akan menemukan jalannya.

Referensi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun