Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Asyiknya Menghabiskan Waktu Liburan di Perpustakaan Pribadi

27 Desember 2020   21:42 Diperbarui: 28 Desember 2020   19:33 916
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di bagian rak buku favorit ini, selain buku-buku bola dan buku-buku tentang praktik menulis seperti "Menulis Sosok" dan "Ranjau Biografi" tulisan Pepih Nugraha dan beberapa koleksi dari Muhidin Dahlan, Hernowo Hasim, A.S Laksana atau Ayu Utami, ada juga buku-buku ringan berisi esai refleksi perjalanan seperti punyanya Desi Anwar- "Faces and Places" dan "Jalan Pulang" - Maria Hartiningsih.

Salah satu kebiasaan buruk berulang yang saya lakukan adalah rasa malas sesudah mengambil dari rak buku untuk digunakan sebagai referensi menulis namun buku tersebut tidak segera saya kembalikan ke tempatnya semula.

Alhasil, selain terlihat bertumpuk di meja kerja, saya akhirnya kesulitan menemukannya kembali. Bahkan, mungkin karena tak teliti beberapa buku "menjauh" dengan tidak berada di kelompoknya lagi.

Misalnya, saya menemukan buku "Drama Itu Bernama Sepakbola" tulisan mantan wartawan Tabloid Bola Arief Natakusumah sudah berada di satu barisan dengan rak buku berisi Tetralogi Pramoedya Ananta Toer dan buku Widji Thukul berjudul "Nyanyian Akar Rumput".

Buku tidak langsung diletakan di rak buku, bertumup I Gambar : Dokpri
Buku tidak langsung diletakan di rak buku, bertumup I Gambar : Dokpri
Aktivitas memilah buku dan menyusun kembali ini meskipun sungguh amat menyenangkan namun terbersit sedikit kekecewaan. Hal ini dikarenakan karena saya baru mengetahui ada beberapa buku yang hilang entah kemana, atau setelah dipinjamkan ke orang lain namun tidak kembali lagi.

Saya akhirnya harus mengamini kata Gus Dur soal buku. "Hanya orang bodoh yang mau meminjamkan bukunya. Dan hanya orang gila yang mau mengembalikan buku yang sudah dia pinjam."

Di kepala bahkan ada beberapa rencana yang ingin saya lakukan untuk mengisi liburan ini. Dalam beberapa hari ke depan, saya berencana membuat stempel khusus untuk memberi tanda pada koleksi-koleksi saya ini.

Selain itu, saya sepertinya perlu membuat daftar koleksi, sehingga ketika sudah lebih banyak buku yang saya punyai, saya tidak perlu mencarinya lagi secara manual. Hal ini juga berguna untuk perencanaan menambah koleksi untuk tahun depan, genre mana yang perlu saya tambah. Baru terpikir buku berkaitan dengan esai politik masih terasa kurang.

Sekali lagi, soal beraktivitas di perpustakaan selama liburan ini memang amat aman dan nyaman. Jika lapar, saya tinggal keluar ke ruang makan, lalu masuk lagi mengurus buku-buku ini, selain itu tak perlu ada disinfektan dan gonta-ganti baju berlebihan. Lha, ini liburan di rumah saja, tapi tetap menyenangkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun