Di bagian rak buku favorit ini, selain buku-buku bola dan buku-buku tentang praktik menulis seperti "Menulis Sosok" dan "Ranjau Biografi" tulisan Pepih Nugraha dan beberapa koleksi dari Muhidin Dahlan, Hernowo Hasim, A.S Laksana atau Ayu Utami, ada juga buku-buku ringan berisi esai refleksi perjalanan seperti punyanya Desi Anwar- "Faces and Places" dan "Jalan Pulang" - Maria Hartiningsih.
Salah satu kebiasaan buruk berulang yang saya lakukan adalah rasa malas sesudah mengambil dari rak buku untuk digunakan sebagai referensi menulis namun buku tersebut tidak segera saya kembalikan ke tempatnya semula.
Alhasil, selain terlihat bertumpuk di meja kerja, saya akhirnya kesulitan menemukannya kembali. Bahkan, mungkin karena tak teliti beberapa buku "menjauh" dengan tidak berada di kelompoknya lagi.
Misalnya, saya menemukan buku "Drama Itu Bernama Sepakbola" tulisan mantan wartawan Tabloid Bola Arief Natakusumah sudah berada di satu barisan dengan rak buku berisi Tetralogi Pramoedya Ananta Toer dan buku Widji Thukul berjudul "Nyanyian Akar Rumput".
Saya akhirnya harus mengamini kata Gus Dur soal buku. "Hanya orang bodoh yang mau meminjamkan bukunya. Dan hanya orang gila yang mau mengembalikan buku yang sudah dia pinjam."
Di kepala bahkan ada beberapa rencana yang ingin saya lakukan untuk mengisi liburan ini. Dalam beberapa hari ke depan, saya berencana membuat stempel khusus untuk memberi tanda pada koleksi-koleksi saya ini.
Selain itu, saya sepertinya perlu membuat daftar koleksi, sehingga ketika sudah lebih banyak buku yang saya punyai, saya tidak perlu mencarinya lagi secara manual. Hal ini juga berguna untuk perencanaan menambah koleksi untuk tahun depan, genre mana yang perlu saya tambah. Baru terpikir buku berkaitan dengan esai politik masih terasa kurang.
Sekali lagi, soal beraktivitas di perpustakaan selama liburan ini memang amat aman dan nyaman. Jika lapar, saya tinggal keluar ke ruang makan, lalu masuk lagi mengurus buku-buku ini, selain itu tak perlu ada disinfektan dan gonta-ganti baju berlebihan. Lha, ini liburan di rumah saja, tapi tetap menyenangkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H