Mengapa Jaksa Pinangki Bisa Berfoto Santuy dengan Djoko Tjandra?
Pertanyaan ini patut ditanyakan karena semestinya Pinangki sadar bahwa yang dilakukannya itu salah, melanggar kode etik dan dapat berbahaya bagi karirnya.
Jika dugaannya adalah foto ini dilakukan tanpa sepengetahuan Pinangki dan Djoko maka tak mungkin karena dari gambar terlihat bahwa orang yang ada di foto memang melakukan gesture untuk siap difoto.
Dugaan yang paling masuk akal, adalah soal rasa aman dan nyaman  sehingga melupakan kemungkinan bahwa foto ini tidak akan disebarluaskan dan sebagainya.
Soal rasa aman dan nyaman ini begini maksudnya. Ditengarai bahwa Pinangki sudah bertemu dengan Djoko berulang-ulang kali.
Dalam penjelasan Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung, Hari Setiyono, dijelaskan bahwa Pinangki terbukti melanggar disiplin, dengan pergi ke luar negeri sebanyak 9 kali selama 2019 tanpa izin tertulis pimpinan, salah satunya bertemu dengan Djoko Tjandra.
Jika bertemu sudah berulang kali dan merasa tak ada masalah, maka akan menjadi kebiasaan bukan? Dan bahayanya kebiasaan itu membuat soal benar dan salah dapat terlupakan.
Contohnya, seperti anak-anak nakal yang melihat mangga yang ranum di halaman rumah orang. Pertama, dilihatin dulu, kedua mulai dicolokin menggunakan kayu, dilempar dengan batu.
Nah, kalau pemilik mangga terlihat tidak marah dengan tindakan mereka, lalu mereka mulai tak tahu malu dan berani memanjat pohon yang bukan milik mereka tersebut.
Cilaka bagi mereka adalah ketika sudah berada di atas pohon mangga, baru ketahuan oleh si pemilik, mereka tak bisa lagi mengelak dan berbuat apa-apa.
Lalu apa yang diharapkan oleh publik atas hal yang terjadi. Seharusnya perlu ada hukuman lebih terhadap Jaksa Pinangki bukan sekedar hukuman disiplin, karena ini sangat memalukan, berfoto bersama dan terlihat santai sekali bersama buron negara selama belasan tahun itu.