Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Bukti Kehidupan Baru di Mars, Starship Elon Musk, dan Tulang Manusia Ditemukan?

18 Juni 2020   10:39 Diperbarui: 18 Juni 2020   10:40 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi Planet Mars I Gambar : Shutterstock.com

Rasanya untuk pertama kalinya saya menulis tentang antariksa. 

Biasanya ide menulis muncul dari berita yang dibaca di media daring, namun berita tentang planet, antariksa, National Aeronautics and Space Administration (NASA) dan sejenisnya, akan lewat begitu saja atau tidak menjadi perhatian.

Entahlah mengapa saya hiraukan, mungkin karena urusan saya dengan bumi belum usai, jika belum selesai di antarbumi untuk apa saya mengurus antariksa? Begitu kira-kira. Ahayy.

Akan tetapi pagi ini,berbeda.  Berita dengan tangkapan gambar sebuah benda asing berbentuk seperti tulang manusia yang ditemukan di Mars sungguh menarik perhatian saya. 

Saya lantas tersadar tersontak bertanya, mengapa saya harus tertarik, kan dulu-dulu tidak?

Entahlah (lagi), mungkin saja saya sudah mulai lebih serius memikirkan alternatif tempat tinggal lain selain di planet bumi, gara-gara Covid-19 yang katanya akan terus ada. 

 Jika mereka (corona) mau tinggal disini, di bumi,  biar saya saja yang pindah ke Mars. Ah becanda, amit-amit, semoga hal itu jangan terjadi.

Mari ulas saja soal foto tulang manusia di Mars itu. 

Setelah membaca judulnya, saya lantas bertanya-tanya; jika ini benar tulang paha manusia, ini tulang pria atau wanita? Orang dewasa atau anak-anak? usianya sudah berapa? Jika itu tulang hewan, hewan apa, tak peduli jenis kelaminnya, apakah sapi, kerbau atau mungkin unta, karena kontur Mars yang katanya berpasir.  

Lebih daripada itu, pertanyaannya adalah dengan ditemukannya tulang ini, apakah berarti pernah ada kehidupan di Mars?

Bicara tentang Mars, maka narasi tentang adanya kehidupan masa lalu tetap menjadi misteri, tetapi kehidupan masa depan di Mars bahkan  sudah menjadi rencana dari orang-orang yang kerjaannya memang untuk memikirkan itu, NASA, SpaceX dan teman-temannya.

Lebih baik kita jangan, itu kerjaannya berat--minta ampun, dan juga bagi beberapa orang, menilai hal itu sebagai kerjaan tak ada guna (sekarang) dan sulit dipercayai kebenarannya. 

Secara ilmiah, memang hingga saat ini belum ada yang pernah bertemu atau menerima surat dari makhluk di Mars sebagai bukti kehidupan, akan tetapi prediksi bahwa pernah ada kehidupan di masa purba di sana terus digali kebenarannya dengan bukti-bukti ilmiah yang dianggap sebagai penguat dugaan tersebut.

Pada Maret 2020 misalnya,  National Geographic mengungkap studi yang dilakukan para peneliti dari University of Washington terhadap sampel hasil dari pengeboran tanah di Mars percaya bahwa molekul yang ditemukan dari pada sampel, diciptakan secara biologis bukan kimiawi.

Lebih lanjut dijelaskan bahwa molekul yang ditemukan ini disebut tiofena yang tersusun dari empat atom karbon dan atom belerang yang membentuk cincin segi lima. 

Molekul serupa ini dikatakan ada juga di Bumi dan umumnya ditemukan dalam jamur truffle, batubara serta minyak mentah yang berasal dari tanaman dan organisme yang telah mati.

Sebenarnya, bukti yang hampir sama juga telah ditemukan pada November 2019 silam. 

Dilansir dari laman Space.com, sebuah studi yang dipublikasikan pada 11 November di jurnal Icarus, membahas tentang Kawah Jezero, sebuah lubang selebar 45 kilometer di Mars yang disebut memiliki banyak cadangan mineral yang baik dalam melestarikan mikrofosil di Bumi.

Salah satu mineral yang ditemukan di Jazero adalah silika terhidrasi yang berhasil diteliti melalui data yang dikumpulkan oleh instrumen Compact Reconnaissance Imaging Spectrometer for Mars (CRISM) di atas pengorbit Mars milik NASA.

Tim ilmuwan lalu  menggunakan data CRISM untuk mengidentifikasi "bathtub ring" mineral karbonat di Jezero dan ditemukan bahwa organisme menggunakan karbonat untuk membangun struktur yang dapat bertahan selama miliaran tahun dalam bentuk fosil, contohnya adalah kerang.

Jika fosil ada, bukankah ada kehidupan? Temuan-temuan yang semakin mendorong agar misi Rover atau Mars 2020 segera dilakukan untuk menyelidiki adanya kehidupan di Mars, terlebih setelah foto tentang tulang manusia yang diperkirakan diambil oleh Rover 2014 pada Agustus 2014 silam telah tersebar di tengah publik.

*****

Elon Musk dan SpaceX Starship I Gambar : Getty Image
Elon Musk dan SpaceX Starship I Gambar : Getty Image
Merencanakan kehidupan masa depan di Mars  telah menjadi concern serius dari berbagai pihak, selain NASA, topik ini juga direncanakan serius oleh Elon Musk yang juga adalah owner dari perusahaan antariksa swasta bernama SpaceX.

NASA sendiri pada Oktober 2019, melalui pimpinannya Jim Bridenstine mengatakan bahwa rencana manusia untuk tinggal di Mars sudah dipikirkan secara matang, bahkan Bridenstine juga menjelaskan bahwa misi agar manusia dapat tinggal di Mars berdasarkan rencana akan dilakukan pada tahun 2035.

Rencana ini terus dimatangkan. Selain menyiapkan astronot, kedua pemilik program juga menyiapkan dengan ketat soal moda transportasi yang akan digunakan. 

Direncanakan pendaratan ke Mars nanti akan menggunakan Roket BFR atau Space Launch System (SLS),  sebuah teknologi roket terbaru dengan biaya sebesar 12,5 milliar dollar AS.

Jika NASA tahun 2035, maka rencana SpaceX lebih gila lagi, Elon Musk berencana untuk mendaratkan astronotnya di planet Mars untuk mengujicoba kehidupan disana pada 2028, 7 tahun lebih cepat dari NASA.

Berita terakhir dari Elon Musk yang juga adalah seorang pebisnis itu; Musk sedang fokus pada pengembangan Starship di SpaceX Space Launch Facility, Boca Chica, Texas, Amerika Serikat.  Mimpi Musk adalah dapat menggunakan  Starship untuk membentuk koloni manusia bisa tercapai di Mars pada 2050 secara lancar. 

Elon Musk juga menjelaskan dengan detil rencananya tersebut. 

Dalam rencananya, Musk menerangkan bahwa setiap 26 bulan sekali akan ada sekitar 1.000 kapal yang akan berangkat selama 30 hari menuju  Mars menggunakan Starship, dan Starship akan melakukan pengisian ulang  bahan bakar di orbit untuk memastikan perjalanan ke Mars tidak mengalami kendala teknis.  

Musk memang memiliki rencana gila yaitu akan mengirim 1 juta orang ke Mars pada 2050--saat itu Musk sudah berusia 78 tahun. 

Karena itu, SpaceX berencana akan membuat  100 Starship yang diproduksi setiap tahun, dengan target dalam 10 tahun akan tersedia 1.000 starship, yang dapat mengangkut beban 100 megaton kargo per tahun atau sekitar 100 ribu orang per perjalanan orbit Bumi-Mars. 

Gila!

****

Mengapa langkah untuk mengirim manusia ini menjadi penting? Saya menduga, hal ini disebabkan karena data-data situasi natural tentang Mars sudah dianggap sahih, dan tinggal trial and error dengan mengirim astronot, atau manusia untuk membuktikan kebenarannya.

Seperti yang dijelaskan oleh Scott Salomon, seorang professor biologi evolusi dari Rice University  dalam sebuah artikel di National Geographic yang yakin bahwa perlu adanya adaptasi sebelum pemukim dari Bumi berpindah ke Mars.

Salomon menganggap, Mars yang juga disebut sebagai planer merah terebut hanya memiliki 1/3 gravitasi bumi yang berartu manusia yang tingga bisa melompat lebih tinggi dan mengangkat beban lebih banyak dt sana.

Illustrasi Planet Mars I Gambar : Shutterstock.com
Illustrasi Planet Mars I Gambar : Shutterstock.com
Akan tetapi dapat berbahaya bagi kesehatan, karena berdampak pada rapuh tulang, dan penipisan kalsium.  

Salomon akhirnya berpendapat dengan dasar itu maka akan terjadi mutasi dalam tubuh manusia imigran dari Bumi dan tentunya akan ada seleksi alam dengan warisan gen-gen pada generasi selanjutnya yang lebih siap untuk tinggal di Mars. 

Itu baru soal tulang, belum lagi soal suhu di Mars yang bisa sangat dingin, bahkan melebihi planet bumi karena letaknya jauh dari matahari.  

Di kutub Mars misalnya, suhu dikabarkan bisa turun drastis hingga titik terendah sekitar -140 derajat Celcius, tetapi jangan kuatir di ekuator suhu diperkirakan berkisar 20 derajat celcius.

Bayangkan saja, artinya jika harus berpindah ke Planet Mars, mungkin bule Eropa dulu yang harus duluan ke sana, orang Indonesia apalagi orang Timur seperti saya, tempatnya harus di ekuator.

Ada juga perilaku alam yang menarik di Mars, yaitu soal matahari tenggelam—syukurlah di sana matahari masih tenggelam. 

Matahari Mars ketika tenggelam tidak berwarna merah atau oranye seperti di bumi, tetapi berwarna biru. Katanya warna ini berasal dari uraian sinar matahari oleh atmosfer.

Menarik!

****

Kembali ke polemik soal foto tulang manusia, benarkah itu foto tulang manusia? Pada Senin (15/6/2020), Juru bicara NASA mengklarifikasi  bahwa itu bukanlah tulang manusia, tetapi batuan yang mirip gambar tulang manusia.

Kemiripan itu timbul karena ada peristiwa pahatan erosi, baik anginaatau air yang terjadi pada bebatuan di planet merah.

Lebih lanjut, juru bicara NASA itu menjelaskan bahwa fenomena anggapan soal kemiripan ini dengan istilah ilmiah yaitu pareidolia, dimana bagian otak memproses infomrasi visual dan melompat ke kesimpulan sebelum bagian otak yang lain menyusul. Makanya perkiraan berdasarkan keinginan manusia akan muncul dengna sendirinya, sehingga tanpa disadari mendukung atau bahkan memunculkan berbagai teori konspirasi.

Selain menjelaskan tentang foto tersebut, pihak NASA juga meluruskan tentang pernah adanya kehidupan lain di Mars. Menurut NASA kemungkinan tersebut sangat kecil, dan jikalau ada kehidupan maka sangat sederhana seperti mikroba.

Apakah pernyataan NASA yang membantah soal tulang manusia ini dapat dipercaya? Saya pikir kita perlu sedikit kritis, bahwa bisa ya bisa tidak untuk menjawab pertanyaan ini. Alasannya karena NASA nampaknya tidak konsisten soal ini.

Pada Oktober 2019 lalu,  Chief Scientist NASA, Jim Green menunjukan antusiasme NASA untuk segera melakukan proyek Mars 2020 untuk menemukan bukti pernah ada kehidupan di Mars, namun di sisi lain mengungkapkan kekuatiran tentang dampak penemuan nanti.

Grren mengatakan bahwa penemuanatau  bukti bahwak ada makhluk hidup yang pernah hidup di Mars  akan membuat terguncangnya kehidupan umat manusia dengan berbagai pertanyaan yang mingkin akan susah terjawab dari berbagai sisi kehidupan. 

Seperti darimana kehidupan itu di Mars itu berasala,  lalu apa hubungannnya dengan manusia bumi dan sebagainya. Mungkin saja, dengan dalihnya ini, NASA sebenarnya tidak ingin membuat heboh duluan, sebelum misi atau proyek Mars 2020 mereka yang sedang berjalan telah rampung sepenuhnya.

 Referensi : 1-2-3-4

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun