Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pelajaran Hidup dari Viral Satpam yang Menolong Nasabah Difabel Bertransaksi di Bank

8 Juni 2020   13:16 Diperbarui: 8 Juni 2020   13:35 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Viral cuitan teman tuli merasa terbantu saat ingin menarik tabungan di Bank, sikap satpam menginspirasi & tuliskan pesan. Berujung dapat penghargaan. Foto : Tribunnews

****

Mungkin bagi beberapa orang, cerita ini bisa biasa saja. Seorang teman bahkan ketika saya ceritakan kisah ini mengatakan, "ah, itu mungkin hal itu sudah menjadi SOP bagi Satpam tersebut?".

Saya lantas tersenyum kecil, sambil bergumam dalam hati bahwa tidak semua hal baik dapat diatur melalui SOP.

Dahulu, saya pernah bekerja sebagai pelayan di toko komputer. Tugas saya adalah membuka pintu, dan menanyakan apa yang bisa dibantu pada konsumen dan menemani dengan segala urusannya beres.

Saya berusaha melakukannya sebaik-baiknya. Tantangan utamanya adalah saya akan menjadi sangat subyektif terhadap para konsumen yang datang.

Konsumen yang terlihat "berada" akan saya bantu dengan sepenuh hati, sedangkan yang terlihat "tak mampu", terkadang saya hanya membantu seadanya saja, dan bahkan terkesan cuek.

Suatu hari saya diajak ngopi oleh sang pemilik toko, kebetulan seorang teman tapi usianya lebih tua. Ngobrol santai tentang bagaimana pekerjaan saya dan lain sebagainya.

Menariknya adalah timbulnua  insight baru mengenai pelayanan kepada konsumen yang saya dapatkan dari obrolan tersebut, yakni bekerja dari hati dan tulus untuk orang lain.

Maksudnya begini, sebagai pekerja kita sering bekerja karena gaji atau bayaran. Itu sah-sah saja, namun di titik tertentu, dalam pekerjaan,  kita nampak seperti robot, sehingga relasi antara teman di kantor apalagi dengan konsumen nampak kaku.

"Ya, sudah, kalau tidak mau beli ya sudah, kan tidak ada pengaruh dengan gaji yang saya terima". Begitu kira-kira.

Lalu saya dibukakan perspektif baru bahwa kesempatan bertemu dengan orang, adalah kesempatan untuk membantu orang tersebut pada saat itu dan mungkin saja tidak terulang lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun