Bagi saya, "Karantina wajah" ini koplak sih jika dibayangkan, sehingga Karantina Wajah ini bisa digunakan sebagai lelucon untuk banyak hal sesudah pernyataan Anies ini.
Misalnya jika ingin meminta orang untuk memakai masker. “Tolong tuh ya, Karantina tuh wajah”. Keren kan?.
Atau dalam konteks yang berbeda tapi tetap menggunakan frasa yang unik ini, bisa juga demikian; misalnya, jika ketemu mantan yang sedang jalan dengan pacarnya, maka dalam hati mungkin bergumam. “Pingin deh karantina nih wajah sementara”. Eahh.
Atau saat bercanda dan meledek seorang teman. “Eh kemarin saya lihat ada orang yang mukanya mirip lu, wajah lu menular ya?. Mending karantina sementara deh tuh wajah”. Haha.
Pak beliau Anies ini memang ahli menelurkan kata-kata baru dan unik--jika tak mau dibilang kadang sulit dimengerti oleh publik. Jika mau dibuat list maka akan sangat panjang.
Akan tetapi, entah bermaksud politis atau tidak tapi anggap saja "Karantina Wajah" ini sebagai hiburan di masa pandemi Covid-19 ini.
Saya yakin sih, jika om Satur minggu depan sudah masuk kantor, dia akan ikut latah soal ini. “Kunci dari melawan Corona adalah Karantina Wajah” , begitu kira-kira pernyataan om Satur nanti.
Jika yang belum ngeh, mungkin akan bertanya. “Om satur apa itu Karantina wajah?”. Lalu mungkin om Satur akan kebingungan sendiri.
Ah, sudah, cukup sudah membahas Karantina Wajah ini.
Sebagai bangsa, kita patut bersyukur bahwa angka meninggal akibat Covid-19 di Indonesia dan khususnya di Jakarta sudah menurun. Good Job.
Mungkin benar, Koentji(nya) memang adalah "Karantina Wajah".