Cerita yang sangat humanis diceritakan Luhut ketika dia mengatakan bahwa "ada satu momen yang Luhut  ingat sampai saat ini, yaitu suatu waktu anak Luhut yang bernama  Uli saat berumur 3 tahun menangis ketika melihat dirinya  pulang ke rumah".
"Dia tidak mengenali saya. Sebagai seorang ayah, hal itu sangat membuat saya terpukul. Pada momen itu, saya berjanji pada diri saya sendiri, bahwa setiap berangkat menjalankan tugas negara, saya harus memastikan diri saya dan prajurit lainnya bisa pulang dengan selamat"
Kedua, Luhut  menjelaskan bahwa dirinya sudah terbiasa untuk menghadapi  kritik sebagai seorang pejabat publik.
Soal kritik, Luhut mengatakan bahwa tidak mudah tidak memasukkan semua kritik ke dalam hati karena dirinya  juga senang mendapat masukan juga kritik yang membangun dari siapa saja.
Bukan itu saja, Luhut juga selalu mempersilahkan siapapun yang ingin menyampaikan kritik untuk datang dan duduk bersama mencari solusi permasalahan bangsa. Â Di poin inilah, Luhut amat menyayangkan apabila masih ada orang yang melempar ucapan yang menimbulkan kegaduhan tanpa fokus pada inti permasalahan.
Di bagian ini, Luhut menceritakan tentang sosok almarhum Gus Dur, sosok yang semangat positifnya selalu menginspirasi setiap langkah Luhut  menjalani hidup sebagai pejabat negara. Luhut  belajar dari Gus Dur bahwa perbedaan dan kritik pasti ada dan tidak bisa dihilangkan, karena perbedaan itu juga selalu ada.
"Wejangan Gus Dur inilah yang membuat saya selalu berprinsip bahwa persaudaraan antar anak bangsa harus kita kedepankan" ujar Luhut.
Ketiga, Luhut ingin mendidik agar generasi bangsa  saat ini dapat belajar untuk memberikan kritik dengan baik.
Untuk memulai poin ini, Luhut menjelaskan kembali tentang pentingnya kritik bagi kehidupan berbangsa. Â "....bagi saya kritik adalah motivasi terbesar sebagai pejabat negara dalam merumuskan kebijakan yang bermanfaat " tulis Luhut.
Akan tetapi, lebih lanjut  Luhut mendefinisikan bahwa bangsa dan generasi yang terdidik adalah yang  terbiasa untuk saling kritik dan mendebat dengan fakta dan data yang dapat dipertanggungjawabkan, bukan dengan tuduhan tak berdasar yang menyerang pribadi orang lain. Inilah yang ingin Luhut wujudkan.
Oleh karena itu perlu pendidikan moral dan pendewasaan generasi penerus bangsa yang besar ini, terutama dalam hal berdemokrasi dan menyampaikan pendapat.