Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Jokowi, Tolong Jangan Isolasi Ahok di Ibu Kota Baru

6 Maret 2020   10:37 Diperbarui: 6 Maret 2020   10:53 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orang yang terganggu akan terus merasa terancam karena kehadiran Ahok, maka jangan heran jikalau Menteri BUMN Erick Thohir dalam beberapa kesempatan mengatakan bahwa dirinya sering diancam orang tidak dikenal karena keberanian melakukan perubahan di BUMN.

Catatan-catatan ini membuat saya kuatir, memilih Ahok menjadi seorang Kepala Badan Otorita Ibu Kota Baru, bisa saja seperti mengisolasi Ahok.

Memilih Ahok, akan membuat ada pihak yang merayakan kepergiannya. Memilih Ahok tanpa disadari membuat dirinya untuk tidak bersinggungan langsung dengan bidang kerja  yang mengatur hajat hidup orang banyak, yang  membuat mafia menjadikanmya sebagai tempat berladang mereka.

Isolasi itu ya seperti karantina. Orang tersebut mengatur dirinya sendiri dan diawasi oleh orang lain. Geraknya menjadi terbatas, bahkan dibatasi untuk tidak bersentuhan atau harus jauh dari kepentingan publik.

Ahok bisa saja terkesan terisolasi jika mengurus Ibu Kota baru. Bagi saya mengurus ibu kota baru itu, susah --susah gampang jika standarnya adalah Ahok. 

Ibaratnya masuk ke dalam rumah baru, lalu kita yang mengatur dimana harus diletakan meja, lemari kursi dan lain sebagainya.

Berbeda sekali dengan kerja di Pertamina. Kursi yang sudah lapuk berlu dibuang, meja yang salah posisinya dipindahkan, bahkan orang yang sudah sekian lama tinggal di dalam rumah harus berani untuk dikeluarkan jika dianggap hanya menjadi parasit.

Lalu kira-kira solusi apa yang dapat diberikan? Hmm, jika Ahok adalah amuba, maka saya berharap Ahok dapat membelah diri. Menjadi Kepala Badan Otorita ya, dan tetap menjadi Komut Pertamina. Sesuatu yang nampak membutuhkan energi besar namun mungkin itulah yang diperlukan.

Hal lain yang dapat dilakukan adalah Ahok tidak menjadi Kepala Badan Otorita, tetapi menjadi seperti Dewan Pengawas. Jokowi bisa memilih Bambang Brodjonegoro sebagai Kepala Badan Otorita, tetapi dengan Ahok sebagai pengawas atau teman diskusi Bambang.

Harapannya adalah ruh tranparansi dan etos kerja Ahok juga menyebar saat pembangunan Ibu Kota baru nantinya.

Jika tetap tidak bisa dan Jokowi tetap bersikukuh mengangkat Ahok menjadi Kepala Badan Otorita, maka kita harus terus berharap, agar standar baru yang diberikan Ahok akan terus berjalan di Pertamina. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun