Anies menegaskan Pemprov DKI bakal melakukan penyedotan jika banjir melanda wilayah Jakarta. Lalu Anies meminta diksi 'bantu' untuk tidak dipermasalahkan.
"Tapi yang pasti, bahwa jangankan kawasan umum seperti ini, ada perkampungan, rumah-rumah yang tergenang aja kita sedot kok. Kita bantu untuk menyedot, seperti juga sekarang. Kita bantu juga menyedot. Tapi nggak usah kata bantu itu jadi diperpanjang," ujar Anies.
***
Akhir-akhir ini, Istana dan Anies memang kerap bersenggolan soal banjir. Contohnya, Â soal naturalisasi dan normalisasi yang membuat Anies dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono saling silang pendapat di depan publik.Â
Kuncinya adalah saling sinergi. Hanya harapan tersebut memang sulit tercapai karena kedua pihak tampak tak mau saling kalah. Anies bahkan berani menantang debat beberapa pihak yang tidak sepaham dengannya.Â
Anies lebih senang memanaskan daripada mendinginkan. Tak mau gampang kalah, ingin menang meski kerap hanya bermodalkan penataan kata yang istimewa.
Akan tetapi ada yang berbeda dalam polemik diksi "bantu" ini, Anies nampak lebih tenang dan pro aktif dan mendinginkan situasi. Anies seperti lebih cepat sadar akan kesalahan diksinya, dan kembali meluruskan situasi.Â
Kondisi yang terlihat bertolak belakang dengan geliat Anies selama ini.
Ada apa dengan Anies? Mengapa Anies nampak terlihat berbeda?
Jika kita jeli melihat cara Anies yang beda ini, maka hal ini sudah terlihat juga dari tanggapan Anies soal Revitalisasi Monas, bahkan dalam kasus ini, Anies terlihat lebih menghindar.
Mengapa Anies demikian? Paling tidak ada dua alasan yang dapat dikemukakan.