Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Yenny Wahid dan Formasi Solid Erick Thohir di Jajaran Garuda

23 Januari 2020   13:53 Diperbarui: 23 Januari 2020   14:16 978
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dari Ki-Ka : Irfan Setiaputra, Triawan Munaf dan Yenny Wahid I Gambar : Tribun

Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera memberikan respons cepat terkait penunjukan Putri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Yenny Wahid sebagai Komisaris Independen PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.

Mardani berharap agar penunjukan Yenni ini bukanlah bagi-bagi jabatan tetapi dapat juga unjuk prestasi. 

"Mbak Yenny dan Mas Triawan Munaf mesti menunjukkan kinerja yang baik. Untuk buktikan bahwa penunjukan itu bukan bagi-bagi jabatan," kata Mardani kepada wartawan, Kamis (23/1/2020).

Untuk Yenny Wahid, Menteri BUMN Erick Thohir sudah lebih dahulu memberikan alasan dibalik penunjukan kepada publik. 

"Khusus untuk Ibu Yenny Wahid, figur perempuan yang sangat mumpuni, Bu Yenny merupakan komisaris independen perwakilan publik yang dapat dipercaya," ujar Erick.

Jika bicara soal kapasitas, bisa jadi yang dikatakan oleh Erick memang benar. Wanita berusia 45 tahun yang bernama lengkap Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid ini mempunyai latar belakang pendidikan yang mentereng.

Yenny Wahid lulus sebagai sarjana di Desain dan Komunikasi Visual Universitas Trisakti. Kemudian, dia melanjutkan studinya di Harvard Kennedy School of Government jurusan Public Administration.

Sempat meneruskan karir dengan menjadi koresponden koran terbitan Australia, The Sydney Morning Herald dan The Age (Melbourne), pada 2006, Yenny Wahid pernah menjabat Staf Khusus Bidang Komunikasi Politik Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Selain itu, pada 2009, Yenny juga pernah  dinobatkan sebagai salah satu penerima penghargaan Young Global Leader oleh World Economic Forum, bersama dengan orang-orang seperti Tiger Woods dan Mark Zuckenberg.

Dalam usia yang muda, Yenni sudah berprestasi, tak ada salahnya memberikan kesempatan kepadanya, tinggal menunggu bagaimana unjuk kerjanya seperti yang diharapkan banyak pihak.

***

Sebenarnya jika kita lihat strategi Erick Thohir dalam membangun kepengurusan baru sehabis cuci habis pengurus lama, formasi ini dapat dikatakan amat solid.

Pertama, dari posisi komisaris saja, selain Yenni, sosok yang lumayan populer adalah Triawan Munaf. Triawan ditunjuk menjadi Komisaris Utama PT. Garuda Indonesia.

Soal Triawan, harapan dari Erick Thohir sangat jelas yaitu mampu menyiapkan strategi pemasaran untuk meningkatkan citra Garuda yang sempat terganggu akibat kasus penyeludupan Moge Harley, sepeda brompton dan isu "gundik" para petinggi.

"Pak Triawan Munaf dengan semua pengalaman beliau tentu akan mampu memberikan masukan strategi pemasaran dan meningkatkan citra Garuda yang sempat terganggu," ujar Erick Thohir.

Menyambut keinginan Erick, Triawan menganggap itulah yang harus diperbaiki dan dilaksanakan oleh pengurus yang baru.

"Garuda ini banyak menjadi sorotan, banyak menjadi harapan. Kalau buruknya dikit tapi dilihatnya pasti pakai spot light, kalau baiknya pasti dianggap sebagai keharusan. Jadi memang kita harus jalankan tugas dengan ikhlas," kata Triawan tentang pesan Erick.

Erick juga beharap Triawan dapat menjada akhlak dalam bekerja. "Iya itu nomor satu, good governance, tentang akhlak, tingkatkan moral, itu paling penting,'' ujar Triawan mengkonfirmasi tentang harapan Erick Thohir.

Selain itu, ayah ayah dari aktris Sherina Munaf sekaligus kakak dari musisi Fariz FM ini dapat diandalkan karena pernah menjadi  Ketua Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) saat Kabinet Kerja Jokowi lalu. 

Hal ini membuat, harapan agar gebrakan dari sisi kreatifitas untuk membangun Garuda mampu dikerjakan Triawan.

Figur Yenny Wahid dan Triawan Munaf di posisi Komisaris, diapit juga oleh Chairal Tanjung yang  ditunjuk menjadi Wakil Komisaris Utama Garuda Indonesia, Elisa Lumbantoruan yang juga ditunjuk menjadi komisaris independen serta Peter Gontha sebagai komisaris.

Susunan komisaris ini dapat dikatakan solid.

Kedua, dari jajaran direksi, selain mumpuni, para direksi adalah para profesional yang diharapkan dapat mengangkat Garuda dari keterpurukan setelah skandal skandal penyelundupan Harley Davidson dan sepeda Brompton.

Sang Direktur Utama Garuda Indonesia yang baru Irfan Setiaputra mempunyai pengalaman yang dianggap cukup untuk membangun Garuda.

Dalam jejak leadershipnya,  Irfan pernah menjadi  direktur utama PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero) periode Maret 2009 hingga Juli 2012 saat Sofyan Djalil menjadi Menteri BUMN.

Lalu Irfan menjadi CEO PT Cipta Kridatama pada rentang Juli 2014 hingga Mei 2017. Irfan juga pernah diangkat sebagai COO ABM Investama Tbk PT (ABMM) dari Mei 2015 hingga Mei 2016.

Selanjutnya, Selain itu alumni Sarjana Teknik Informatika ITB angkatan 1989 yang berusia 55 tahun ini, pernah menjadi President Director & CEO Reswara Minergi Hartama pada Mei 2017 hingga Desember 2017. Posisi Irfan saat ini adalah CEO Sigfox Indonesia, pengelola jaringan Internet of Things (IoT) sejak Februari 2019 lalu.

Segudang pengalaman yang diharapkan dapat membuat Irfan menjadi transformator Garuda menjadi lebih baik. Meski Erick Thohir mengingatkan bahwa sistim yang bersih adalah kunci dari pembaharuan yang akan dilakukan.

"Saya harap Pak Irfan Setiaputra bisa menjalankan amanah dengan baik, mengikuti prinsip Good Corporate Governance dan bisa membawa Garuda lebih baik lagi," ujar Erick dalam keterangan tertulisnya, Rabu (22/1/2020).

Menemani Irfan, Erick menunjuk  Dony Oskaria, yang juga seorang profesional yang menjabat sebagai dirut di berbagai anak usaha CT Corp.  Dony sebenarnya sudah menjadi anggota Dewan Komisaris Garuda sejak akhir 2014.

Jajaran direksi lainnya, yaitu Tumpal Manumpak Hutapea selaku Direktur Operasi, Rahmat Hanafi Direktur Teknik, Ade R Susardi Direktur Layanan, Pengembangan Usaha, dan Teknologi Informasi.

Lalu ada, M Rizal Pahlevi yang menjabat sebagai Direktur Niaga dan Kargo. Fuad Rizal, yang sempat menduduki kursi sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Dirut Garuda kembali ke kursi Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko. Sementara, Direktur Human Capital dijabat oleh Aryaperwira Adileksana.

Menunjuk sosok profesional, sosok pupuler dan wakil dari pemegang saham membuat formasi baru di Garuda rekaan Erick ini dapat disebut amat solid.

Namun, sebelum terbukti, publik mesti menunggu bagaimana tim ini dapat bekerja. 

Selain itu, opini dan kecurigaan masyarakat tentang struktur kepengurusan tentang ini itu, adalah hal biasa, apalagi karena Garuda sedang menjadi sorotan utama.

Untuk membuktikan bahwa opini negatif itu salah, tak ada jalan lain selain  Irfan Setiaputra, Yenny Wahid, Triawan Munaf dan rekan-rekan lekas menunjukan perubahan dan prestasi. Prestasi adalah jawaban pasti dari setiap keraguan.

Selamat bekerja, semoga beruntung.

Referensi : 1 - 2 - 3

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun