Usia Mila memang sudah cukup, pekerjaannya juga sudah bagus, jadi kedewasaan dan kemapanan sudah, tinggal mahligai yang belum.
Sudah Desember, mau Januari 2020. Mila tidak jadi menikah, pacarnya juga sudah putus, bahkan dari bulan dua awal tahun.
"Mila bersedih?".
Ya ialah, manusiawi.
"Tahun ini yang saya syukuri, adik-adik sudah ada yang lulus dan melanjutkan sekolah ke bangku pendidikan yang lebih tinggi" kata Mila memulai cerita.
Mila memiliki dua adik, cewek cowok. Melati dan Putra, sudah kuliah dan Putra masuk bangku SMU.
Mila memang membantu pembiayaan kedua adiknya, keluarga guru itu memang berkecukupan tapi tidak mewah. Mila sering membantu adik-adiknya untuk tambahan beli buku, atau les di luar jam sekolah.
Mila bercerita bahwa ayah dan ibu tidak memaksa, tetapi sebagai si sulung dia merasa bahagia mengambil bagian dari perkembangan pendidikan adik-adiknya.
"Jika saya menikah, ya mungkin saya tidak bisa melakukan ini. Mungkin hanya sebuah penundaan, tak ada yang perlu disesesali lebih lama" kata Mila.
Saya hanya menganggukan kepala. Wanita yang ini hanya perlu didengarkan, tidak lebih. Mila yang hebat.
Soal resolusi liburan ke Eropa, saya kebetulan tidak ada yang harus diceritakan.Â