"Ah..lihat nanti bro. Soalnya syukur juga tidak lolos beasiswa kemarin".
"Maksudnya".
"Bulan tiga, mama terserang diabetes. Di rumah cuma ada saya. Kontrolnya sebulan minimal sekali ke rumah sakit. Kasihan, jika saya berangkat, siapa yang ngurus mama"
"Oh begitu?"
"Sekarang mama memang mulai sembuh. Hanya, mungkin saya harus berpikir dua kali untuk mengambil sekolah lanjut ke luar negeri. Mungkin yang dekat-dekat saja biar ngurus mama".
"Siap bro, mantap" kata saya, tidak banyak berkomentar untuk peristiwa yang dialami Peter.
Banyak orang menganggap apa yang dikatakan Peter berkaitan dengan kegagalannya sebagai scholarship hunter sebagai rasionalisasi. "Peter kan memang kurang usaha, aplikasinya kurang bagus dan lain sebagainya".
Akan tetapi itu kan kehidupan Peter, dia yang tahu yang terbaik. Bukankah keluarga lebih penting dari scholarship?Â
Nilai kehidupan  amat berharga yang didapatkan Peter dari kegagalan resolusinya.
Lain lagi cerita Mila, teman kantor yang cantik.
"Mau menikah aku tahun depan (2019), bro" Â kata Mila akhir tahun kemarin.