Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Anda Pemarah? Mari Belajar Berhitung Sebelum Marah pada Orang Lain

29 Agustus 2019   09:10 Diperbarui: 24 Juni 2021   08:56 1903
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Saya berpikir, amat sulit berpikir bahwa yang lebih tua minta maaf lebih dahulu, untuk meredakan kemarahn, kita yang muda harus memulai om"

Memang saat mereka berdua saling marah, tidak ada yang mau mengalah. Yang lebih tua merasa yang lebih muda kurang ajar, jika yang muda lebih lama mendengarkan, bisa saja yang senior akhirnya sadar, bahwa dia juga salah dalam kasus ini.

Berkutnya dan paling menarik adalah soal relasi antara suami dan istri.

Baca juga: Persuasif atau Pemarah, Gaya Kepemimpinan Mana yang Lebih Baik?

Jika dia istri anda, hitung terus, janganbicara

Jika dia suami anda, bicara terus, jangan hitung

Jika istri sedang marah, diam saja, jangan bicara, sekalimat pun dan membela diri. 

Saya sudah membuktikan melalui komunikasi dari Orang tua saya, bahwa kalimat ini ada benarnya. Papa tidak akan pernah terpancing ikut marah, sampai mama selesai bicara. Dia akan diam, duduk saja, mendengar.

Ketika saya perhatikan, perempuan baik pacar, istri maupun mama itu hanya ingin didengarkan. Mengeluarkan keluh kesah dalam bentuk kemarahannya. Lalu dia akan capek, dan akhirnya bisa diajak berbaikan. 

Persoalan paling utama adalah sang suami, atau pria tidak memahami itu, sehingga ikut marah, akhirnya cekcok dan masalahnya tidak akan pernah selesai.

Terkadang, sesudah itu saya perhatikan. Sehabis mama marah, udah capek, di depan televisi, mereka sudah kembali berbincang. Memang harus ada yang mengalah terlebih dahulu atau berhitung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun