Jawaban yang paling mungkin adalah Sandi sedang memainkan seni politik kemungkinan. Apa itu seni politik kemungkinan?
Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Machiavelli  melalui bukunya Il Principe dan Discorsi, dalam bukunya ini ia memberikan pandangannya akan politik melalui dua (2) konsep metafisis: virtu dan fortuna.
Konsep Machiavellian mengartikan fortuna sebagai sesuatu yang tak terduga dan tak berpola. Fortuna -- dewi perempuan - tidak bisa dikalkulasikan secara strategis sehingga oleh Machiavelli disejajarkan dengan banjir yang tidak bisa diduga; bisa membawa penghidupan atau kehancuran.
Singkatnya fortuna dapat disebut sebuah kemungkinan (possibility); bahwa di dalam fortuna terdapat kebebasan, ketakterdugaan, dan ketakterkalkulasikan.
Sedangkan virtu -- laki-laki - dapat dipahami sebagai "antitesis" fortuna. Virtu dimiliki oleh individu sehingga dapat terkalkulasi dalam pola-pola, dengan demikian terprediksi dan dijalankan dengan strategi-strategi tertentu.
Dengan kata lain, virtu dapat diartikan sebagai sebuah kecerdikan, kepiawaian, juga rasionalitas dan kalkulasi strategis untuk mengantisipasi suatu kejadian.
Dari Virtue dan Fortuna ini, munculah politik sebagai seni kemungkinan (the art of possibilities) yang berarti bahwa apa yang tidak mungkin, bisa menjadi mungkin, karena ada diplomasi, negosiasi, koalisi, kampanye atau  bahkan manuver.
Seni ini juga memungkinkan atau memberi peluan seseorang secara politik untuk berubah dari  nothing alias bukan siapa-siapa, menjadi something alias entitas yang kelas sosialnya naik, bukan itu saja dia mendadak menjadi elite penentu perubahan.
Patut diduga, inilah yang sedang dimainkan oleh Sandi. Di dalam ketidakmungkinan ada rekonsiliasi ketika dua kubu bersikeras dan tidak mendapat jalan tengah, Sandiaga mengambil peran sebagai penyejuk dan penentu disana.
Ketika pihak Jokowi menanggap bahwa orang-orang teras Koalisi Adil Makmur mengeluarkan pendapat yang kadang-kadang di luar "kewarasan", Sandi hadir memberikan opini yang menonjolkan bahwa nalar itu masih tetap ada.
Tanpa disadari ketika keramaian opini sebagai bagian demokrasi itu terdengar bising, riuh tanpa arah, Sandi memberikan keseimbangan disana.