Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

3 Hal Menarik dari Surat Terbuka Krishna Murti untuk PSSI

29 Januari 2019   21:13 Diperbarui: 30 Januari 2019   11:36 2640
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Brigjen Krishna Murti, Wakil Ketua Satgas Antimafia Bola I Gambar : Tribun

"Jangan rubah cinta kami jadi benci. Semoga dipahami bahwa ketika kami bertindak bukan karena benci kami. Tetapi karena kecintaan kami terlalu dalam kepada sepakbola Indonesia. Dari kami yang cinta sepak bola Indonesia," ujar Krishna Murti. 

Wakil Ketua Satgas Antimafia Bola Polri, Brigjen Krishna Murti mengunggah sebuah surat terbuka untuk PSSI di Intagramnya, Sabtu (26/1) malam.

Sesudah membacanya, saya sungguh menganggapnya sebagai sebuah surat yang menarik.

"Saya pencinta sepak bola. Saya ingin sepak bola Indonesia maju. Saya ingin kami percaya kembali ke sepak bola Indonesia" tulis Krishna memulai suratnya.

Nampaknya, Khrisna ingin terlebih dahulu mengambil posisi, bukan sebagai aparat tetapi sebagai pencinta sepak bola. Khrisna seperti ingin mengatakan bahwa sebagai aparat, PSSI adalah target operasi tetapi sebagai pencinta bola, PSSI adalah keluarga.

Pembuka surat itu ibarat sebuah salam untuk masuk ke rumah orang lain, salah menyampaikan salam, pintu rumah tidak akan dibuka bahkan mungkin akan diusir si pemilik rumah.

Sesudah masuk, Khrisna tak berlama-lama, dia langsung menyampaikan permohonannya pada sang pemilik rumah.

"Mumpung kompetisi besar belum bergulir, sekarang waktu yang baik untuk mengecek ulang puluhan pertandingan yang sudah terjadi. Dari 2018 ditarik mundur ke tahun-tahun sebelumnya. Lihat rekaman videonya. Lihat keputusan-keputusan wasit yang ada......" tulis Khrisna.

Di sini, Khrisna meminta PSSI untuk melakukan evaluasi terhadap pertandingan-pertandingan yang pernah diselenggarakan, dan detail melihat keputusan-keputusan yang dicurigai telah salah.

Bukan itu saja, Khrisna juga berharap segera dibentuk badan independen untuk melakukan investigasi yang mendalam.

"Bentuk badan khusus untuk melakukan investigasi internal secara adil dan propporsional. Tinjau ulang keputusan-keputusan Komdis PSSI yang kontroversial. Libatkan supporter dan badan independen secara terbuka" lanjut Khrisna.

Selanjutnya memberi saran untuk perbaikan kinerja wasit, poin yang kelihatan mayoritas mengisi maksud isi surat tersebut.

"Tapi secara bersamaan, lakukan juga peninjauan ulang terhadap sistem pengaturan wasit. Tinjau ulang tentang aturan penggajian dan kewajiban tuan rumah untuk membiayai wasit dan perangkat. Wasit adalah pilar pertandingan. Sudah cukup penonton berkelahi, penonton rusuh karena kesalahan wasit," saran Krishna.

Untuk menutup suratnya, Khrisna menuliskan sesuatu yang terdengar cukup pahit bagi pengurus PSSI.

"Semoga ini bisa membantu memperbaiki sepak bola Indonesia. Kalau anda tidak mau mundur, setidaknya anda memperbaiki dari dalam sebagaimana harapan anda. Kadang cinta terlalu besar itu bisa melukai." tulis Khrisna, lugas.

***

Apa yang membuat saya menganggap surat ini menarik untuk disimak? Paling tidak ada 3 (tiga) hal yang dapat dikemukakan.

Pertama, momentum surat. Surat ini ditulis sesudah Ketum PSSI, Edy Rahmayadi mengundurkan diri. Sepertinya, Khrisna ingin berlaku hormat dan sopan kepada Edy---sesama Jenderal, meski dari kesatuan berbeda.

Saya rasa, surat ini mungkin akan lebih afdol dituliskan sesaat sesudah Khrisna dan tim bekerja di Satgas pada Desember lalu.

Akan tetapi momentum ini juga bisa dianggap tepat karena terkadang maksud surat yang baik, belum tentu dianggap baik oleh sang penerima, tergantung suasana hari, cara pikir penerima dan soal momentum.

Menuliskan surat ini ketika Edy tidak lagi berkuasa membuat surat ini sunghuh telak menjadi konsumsi para pengurus PSSI saja. Bisa dikatakan tepat, karena dari penyelidikan dan penetapan tersangka nampak bahwa pokok persoalannya memang di pengurus, bukan di Edy. Begitu kira-kira.

Kedua, isi surat yang dapat menjelaskan akar persoalan utama di PSSI. Wasit, wasit, dan wasit.

Bisakah ini adalah hasil dari investigasi yang dilakukan Khrisna selama ini bersama Satgas?

Saya pikir iya. Khrisna mendapati bahwa faktor wasit adalah sesuatu yang vital untuk menjaga agar sepak bola berjalan dengan fair.

Misal, soal penunjukan tuan rumah yang ikut melakukan pembayaran pada wasit, atau gaji wasit sudah sering dibicarakan sebagai sumber masalah, atau sering terlambat dibayarkan sehingga banyak wasit yang mungkin menarik diri untuk melakukannya dan diganti oleh wasit yang tidak berkualitas, dan persoalan lainnya.

Clue yang dituliskan Khrisna secara tidak langsung juga seperti ingin memberi arah kepada Komisi AdHoc PSSI yang bertugas melakukan secara internal untuk begerak lebih dahulu ke arah mana. Soal wasit. Penyelidikan Satgas sepertinya lebih banyak mencium aroma berbau busuk dari arah ke sana.

Ketiga, desakan terhadap pengurus PSSI. "Kalau Anda tidak mau mundur, setidaknya Anda memperbaiki dari dalam sebagaimana harapan Anda. Kadang cinta terlalu besar itu bisa melukai." tulis Khrisna, lugas, tujuannya terhadap pengurus PSSI.

Krishna menyadari sebuah hal penting bahwa Satgas memang dapat menangkapi pengurus PSSI yang terlibat, tetapi tidak berkuasa memaksa semau pengurus PSSI untuk ramai-ramai mundur.

Karena itu, Khrisna ingin mendesak agar pengurus agar segera melakukan pembenahan, perbaikan dari dalam.

Bagaimana jika tidak ada perubahan? Saya rasa Khrisna telah memberi petunjuk untuk apa yang akan dilakukannya terhadap pengurus. Terlihat seperti himbauan dengan sedikit ancaman.

"Jangan rubah cinta kami jadi benci. Semoga dipahami bahwa ketika kami bertindak bukan karena benci kami. Tetapi karena kecintaan kami terlalu dalam kepada sepakbola Indonesia. Dari kami yang cinta sepak bola Indonesia," ujar Krishna Murti. 

Sebenarnya surat ini belum membuat saya terkejut karena saya sendiri menunggu janji Khrisna saat berdialog dengan pecinta bola yang difasilitasi Najwa Shihab.

Di sana, Khrisna mengatakan akan ada Ikan Kakap atau besar yang akan diciduk atau ditangkap oleh Satgas.

Semoga ini bukan surat perdamaian atau gencatan senjata dengan PSSI, tapi surat pertanda bahwa Satgas akan terus bekerja dan semakin garang membasmi mafia bola setelah surat ini diterima.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun