Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Timnas U-19 Sudah Melakukan yang Terbaik, tetapi Jepang Memang Lebih Baik

28 Oktober 2018   22:10 Diperbarui: 29 Oktober 2018   06:34 1035
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Takefusa Kubo cs memang lebih baik dari Timnas U-19 Indonesia IGambar : Bolasport

Timnas U-19 harus mengakui keunggulan Jepang, 0-2. Kekalahan ini sekaligus membuyarkan mimpi berlaga di Piala Dunia U-20 pada 2019 di Polandia.

Gol tendangan Higashi Shunki yang meluncur amat deras ke pojok gawang Indonesia kawalan Muhamad Riyandi di menit ke-40 serta gol tendangan terukur Taisei Miyashiro menit ke-70 sudah cukup membuat Jepang melangkahkan kaki mereka ke babak semifinal.

Sejatinya Timnas U-19 tidak bermain buruk. Secara taktik, teknik dan stamina semua sudah dimaksimalkan tetapi Jepang memang lebih baik di pertandingan kali ini.

Menurut saya ide formasi 5-3-2 coach Indra Sjafrie saat memulai pertandingan amatlah brilian. Meski pada awalnya saya ragu bahwa Indonesia dapat bermain bertahan dengan apik, tetapi coach Indra membuktikan bahwa dia tahu apa yang terbaik bagi tim saat harus berhadapan dengan Jepang. Memasang Irianto, Indra Mustofa dan Kadek secara bersamaan Indra berhasil membentuk trio center bek yang amat tangguh di belakang.

Tidak kebobolan oleh Jepang yang tampil dengan kekuatan terbaiknya hingga menit ke-40 saja sudah dapat diberikan diapresiasi. Bahkan gol Higashi Shunki, adalah usaha spekulasi dari pemain Jepang ketika tidak mampu menerobos masuk pertahanan kita yang digalang rapi oleh Irianto cs.

Kita juga seharusnya bangga karena pemain kita tetap termotivasi meski telah ketinggalan lebih dulu. Di tengah derasnya hujan di Gelora Bung Karno, di babak kedua, pemain kita bahkan sempat mendominasi laga dan berbalik membahayakan gawang Jepang.

Sayang, penampilan gemilang dari penjawa gawang Jepang, Kosei Tani ketika menahan tendangan bebas Sadil Ramdani  dan disipilinnya pertahanan mereka membuat usaha Saadil Ramdani dan Witan Sulaeman tak menemui hasil yang diharapkan.

Di tengah usaha mencetak gol, kita kembali kebobolan. Pemain yang dijuluki Lionel Messi Jepang, Kubo berhasil menggiring bola masuk ke dalam kotak penalti, melihat pergerakan bebas Miyashiro, Kubo tak egois dan lekas memberikan umpan matang bagi Miyashiro. Miyashiro dengan tenang melepaskan tendangan terukur yang mengecoh penjaga gawang, Riyadi di menit ke-70.

Sesudah gol tersebut, coach Indra tidak berdiam diri dan melakukan pergantian taktik dengan memasukan Todd Rivere menggantikan Kadek. Formasi 5-3-2 berubah menjadi 4-3-3.

Ada yang mengatakan ide ini terlambat, mungkin ada benarnya, tetapi saya melihat dengan formasi ini, Jepang malah semakin merajalela. Pemain kita masih kurang mulus melakukan transisi ketika formasi harus berganti. Salah satu pekerjaan rumah ke depan yang mesti diperbaiki.

Bahkan Jepang semakin banyak menghasilkan peluang dan membuat Indonesia pontang- panting agar tidak kebobolan lagi. Hingga peluit panjang dari wasit berbunyi, skor 0-2 bertahan untuk kemenangan Jepang. Harapan Indonesia ke Piala Dunia U-20 2019, akhirnya kandas.

***

Jika harus memberi catatan atas kunci kemenangan Jepang atas Timnas kita, maka saya pikir ada tiga hal yang dapat dipelajari. Kesabaran, kedisiplinan dan kecerdasan.

Tim asuhan Masanaga Kageyama ini bisa mengatur ritme dan tidak terkesan buru-buru atau panik saat Indonesia menerapkan strategi bertahan yang amat efektif. Kesabaran membuka ruang---mayoritas dari kanan, membuat perlahan-lahan ruang mulai terbuka. Gol pertama Jepang yang dicetak Higashi Shunki dari tendangan jarak jauh juga jika kita perhatikan lebih jeli terjadi karena perpindahan bola dari kanan ke kiri pertahanan kita. Dari ruang penuh rapat pemain kita, ke ruang kosong.

Saat Indonesia mulai mencari kesempatan untuk menyamakan kedudukan dengan lebih berani menyerang dan mendominasi pertandingan, Jepang tampil lebih rapi dalam bertahan. Dipimpin bek tengah tangguh, Daiki Hashioka, Jepang berusaha menutup setiap sayap dan lini yang hendak digunakan oleh Indonesia untuk menyerang. Tidak banyak peluang bagi Indonesia tercipta karena kedisiplinan para pemain Jepang ini.

Kecerdasan Jepang dalam mengatur permainan adalah salah satu hal lain  yang terlihat di lapangan. Jepang terlihat "biasa-biasa" saja dalam pertandingan di lapangan tetapi sangat mematikan ketika membuka serangan atau mendapatkan peluang.  Mereka seperti samurai yang membunuh dalam sepi. 

Kecerdasan mematikan yang sepertinya timbul karena kematangan pemain dan pengalaman. Saya percaya Indonesia akan sampai di level ini, meski membutuhkan sedikit lagi waktu.

Di dalam hal yang buruk sekalipun tetap ada hal baik di dalamnya. Apresiasi tetap perlu diberikan kepada perjuangan Timnas kita . Ada beberapa hal yang saya lihat terus meningkat dalam penampilan Timnas U-19 kali ini yaitu Kolektivitas, Kepercayaan diri dan Semangat juang.

Pemain Timnas U-19 sudah mulai terbiasa untuk tampil sebagai sebuah tim. Tak ada pemain yang terlihat menonjol sendiri, tetapi saling menopang dan semakin padu satu dengan yang lain. Kemampuan coach Indra Sjafrie yang terkenal membangun tim dengan bermodalkan semangat kolektivitas lagi-lagi terbukti berhasil kali ini. Jika tim ini terus dipertahankan, maka saya percaya mereka akan semakin hebat ke depannya.

Pemain juga tampak percaya diri meski berhadapan dengan unggulan utama seperti Jepang. Tak ada keraguan, ketakutan yangmenhasilkan kepanikan kala berhadapan dengan pemain-pemain Jepang yang sudah teruji di Liga teratas di negeri sakura, Liga J. 

Kepercayaan diri pemain kita dipercaya tumbuh karena mental pemain yang sudah terbentuk dengan baik. Ini berarti, kita boleh optimis Timnas senior atau Timnas U-23 kita sudah mempunyai generasi penerus yang hebat. Tetapi dengan catatan,  jika pemain-pemain ini dapat dijaga dengan baik oleh PSSI dan klub.

Terakhir, semangat juang. Melihat mereka terus berlari dan berjuang sampai 90 menit berakhir di tengah derasnya hujan, menandakan bahwa mereka adalah pejuang. Di luar kekalahan yang diterima, mereka sudah memberikan yang terbaik bagi tim ini dengan apa yang mereka punya. Tanpa Egy Vikri yang cedera, mereka tetap dapat tampil hebat karena daya juang yang luar biasa ini.

Meskipun  kalah, para punggawa Timnas U-19 sudah tampil hebat sepanjang turnamen. Jepang memang lebih baik, tetapi tetap ada masa depan cerah yang tersedia bagi para pejuang ini.

Terima kasih para pemoeda hebat, untuk segala perjuangan yang telah diberikan. Kami tetap bangga pada kalian.

Baca juga tulisan menarik tentang Timnas U-19 :

Timnas U-19, Sumpah Pemuda dan Lebih dari Sebuah Kemenangan atas Jepang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun