Timnas U-19 harus mengakui keunggulan Jepang, 0-2. Kekalahan ini sekaligus membuyarkan mimpi berlaga di Piala Dunia U-20 pada 2019 di Polandia.
Gol tendangan Higashi Shunki yang meluncur amat deras ke pojok gawang Indonesia kawalan Muhamad Riyandi di menit ke-40 serta gol tendangan terukur Taisei Miyashiro menit ke-70 sudah cukup membuat Jepang melangkahkan kaki mereka ke babak semifinal.
Sejatinya Timnas U-19 tidak bermain buruk. Secara taktik, teknik dan stamina semua sudah dimaksimalkan tetapi Jepang memang lebih baik di pertandingan kali ini.
Menurut saya ide formasi 5-3-2 coach Indra Sjafrie saat memulai pertandingan amatlah brilian. Meski pada awalnya saya ragu bahwa Indonesia dapat bermain bertahan dengan apik, tetapi coach Indra membuktikan bahwa dia tahu apa yang terbaik bagi tim saat harus berhadapan dengan Jepang. Memasang Irianto, Indra Mustofa dan Kadek secara bersamaan Indra berhasil membentuk trio center bek yang amat tangguh di belakang.
Tidak kebobolan oleh Jepang yang tampil dengan kekuatan terbaiknya hingga menit ke-40 saja sudah dapat diberikan diapresiasi. Bahkan gol Higashi Shunki, adalah usaha spekulasi dari pemain Jepang ketika tidak mampu menerobos masuk pertahanan kita yang digalang rapi oleh Irianto cs.
Kita juga seharusnya bangga karena pemain kita tetap termotivasi meski telah ketinggalan lebih dulu. Di tengah derasnya hujan di Gelora Bung Karno, di babak kedua, pemain kita bahkan sempat mendominasi laga dan berbalik membahayakan gawang Jepang.
Sayang, penampilan gemilang dari penjawa gawang Jepang, Kosei Tani ketika menahan tendangan bebas Sadil Ramdani  dan disipilinnya pertahanan mereka membuat usaha Saadil Ramdani dan Witan Sulaeman tak menemui hasil yang diharapkan.
Di tengah usaha mencetak gol, kita kembali kebobolan. Pemain yang dijuluki Lionel Messi Jepang, Kubo berhasil menggiring bola masuk ke dalam kotak penalti, melihat pergerakan bebas Miyashiro, Kubo tak egois dan lekas memberikan umpan matang bagi Miyashiro. Miyashiro dengan tenang melepaskan tendangan terukur yang mengecoh penjaga gawang, Riyadi di menit ke-70.
Sesudah gol tersebut, coach Indra tidak berdiam diri dan melakukan pergantian taktik dengan memasukan Todd Rivere menggantikan Kadek. Formasi 5-3-2 berubah menjadi 4-3-3.
Ada yang mengatakan ide ini terlambat, mungkin ada benarnya, tetapi saya melihat dengan formasi ini, Jepang malah semakin merajalela. Pemain kita masih kurang mulus melakukan transisi ketika formasi harus berganti. Salah satu pekerjaan rumah ke depan yang mesti diperbaiki.
Bahkan Jepang semakin banyak menghasilkan peluang dan membuat Indonesia pontang- panting agar tidak kebobolan lagi. Hingga peluit panjang dari wasit berbunyi, skor 0-2 bertahan untuk kemenangan Jepang. Harapan Indonesia ke Piala Dunia U-20 2019, akhirnya kandas.