Kesulitan yang terjadi dengan situasi di lapangan ternyata membuat pemain kita sanggup mengeluarkan kemampuan terbaiknya, mengingatkan saya tentang natur manusia yang akan menjadi seorang pemenang atau pejuang di saat sulit tetapi menjadi pecundang di saat yang mudah.
Seperti energi yang tak pernah habis, satu persatu pemain menunjukan perjuangan yang luar biasa. Pencetak gol tunggal Wintan Sulaeman mampu berlari tanpa henti menggiring bola, mengelabui pemain lawan dari berbagai sisi. Â Selain itu, Todd Rivaldo yang bertubuh mungil entah mendapat keberanian dari mana sehingga tak kenal takut berduel dengan pemain belakang raksasa UEA seperti Omar.
Di belakang, Firza Andhika juga tak takut untuk overlapping membantu penyerangan. Bek kiri asal PSMS Medan ini tampil tak kenal lelah dengan berlari mendribble bola hingga ke kotak penalti UEA. Bek-bek UEA beberapa kali terpaksa melakukan pelanggaran untuk menghentikan pergerakan Firza.
Di tengah Abimanyu juga harus bekerja keras untuk naik turun membantu penyerangan dan juga pertahanan sekaligus. Abimanyu bahkan terlihat berjalan tergopoh-gopoh karena kekalahan. Pemain kita telrihat berjuang tanpa lelah.
Penampilan yang luar biasa dari para pemain membuat UEA tidak mampu lagi all out untuk mengurung pertahanan kita lagi. UEA cenderung menjadi berhati-hati sehingga tak banyak lagi peluang tercipta buat mereka dan hingga akhir pertandingan skor 1-0 tetap bertahan. Timnas U-19 mampu melaju ke fase gugur sebagai runner-up di bawah Qatar di Grup A.
***
Ada beberapa catatan kecil yang  menurut saya membuat timnas U-19 tampil lebih baik dari penampilan- penampilan sebelumnya.
Pertama, timnas tampil lebih percaya diri. Meskipun digasak Qatar dalam pertandingan sebelumnya tetapi kali ini timnas tampil seperti sudah melupakan hasil negatif tersebut.
Kapten tim, Nurhidayat yang sempat dikambinghitam karena kesalahan mengontrol bola sehingga berbuah gol bagi Qatar, kali ini tampil amat tenang dan tetap percaya diri menggalang lini pertahanan, hingga menit ke-53 (sebelum terkena kartu merah).
Pemain lain pun tampil lepas tanpa terbebani target harus menang. Witan Sulaemen tampil berani dengan mengecoh dan menggiring bola dengan amat cepat sehingga kerap merepotkan lini pertahanan UEA. Â Egy Vikri juga tampil lebih kolektif tidak terlalu individual, Egy bahkan kerap memberikan assist matang untuk pemain timnas. Sedangkan Saadil Ramdani juga masih membahayakan melalui tusukan dan tendangan bebasnya.
Kedua, coach Indra Sjafrie lebih cerdas melakukan pergantian pemain dibandingkan saat melawan Qatar. Ada dua hal yang dilakukan Indra berkenaan dengan pergantian pemain.Â