Diklat dasar itu berlangsung kurang lebih selama 7 (tujuh) bulan yang terdiri dari empat bulan belajar dan berlatih soal teknik  sedangkan tiga bulan sisanya belajar metodologi mengajar yang cukup lengkap.
Saya akan sedikit menjelaskan apa yang akan dipelajari oleh seorang calon Instruktur jika berkaitan dengan teknik. Â
Contohnya Fajar, jika dia melamar sebagai Instruktur dengan latar belakang Teknik Sipil, maka dia akan diajarkan tentang teknik bangunan baik itu batu, kayu maupun baja ringan, selama tiga bulan. Di BLK akan masuk sebagai Instruktur di Kejuruan Bangunan.
Di Dikdas itu, memang bukan sekedar teori tetapi kebanyakan praktek dengan perbandingan 30 persen teori dan 70 persen praktek. Hal ini amatlah penting, karena belum tentu seorang Sarjana dapat mempraktekan sesuatu apabila di bangku universitas dia lebih banyak teori daripada praktek.
Pada zaman saya, saya belajar dan mempraktekan cara menggunakan mesin-mesin yang sebelumnya saya belum pernah gunakan, seperti mesim ketam kayu, gergaji pita, mesin router atau profil dan sebagainya.Â
Mengapa hal ini amat penting, karena jika melatih pencari kerja yang membutuhkan ketrampilan, sebagai seorang Instruktur kita harus memastikan bahwa kita juga berkompetensi dengan ilmu yang akan diberikan.
Berkaitan dengan metodologi selama empat bula ,  calon instruktur  akan diajarkan cara membuat program pelatihan, membuat modul pelatihan hingga menyajikan materi pelatihan.Â
Hal ini untuk membantu calon instruktur agar bukan saja mampu secara praktek  tetapi dapat juga mentransfer ilmunya dengan baik kepada peserta didik.
Teknis angka kredit yang harus dikumpulkan dapat dipelajari di Keputusan Menteri PAN No. 36 Tahun 2003. Meskipun pada awalnya memang agak ribet membacanya tetapi jika sudah terbiasa maka akan lebih mudah memahami teknis pengumpulan angka kredit tersebut.
Pertanyaan terakhir, apakah pekerjaan Instruktur itu menyenangkan? Kata menyenangkan soal pekerjaan itu sering dipengaruhi beberapa hal, faktor uang yang didapatkan atau sejenisnya.Â
Jika itu patokannya adalah itu, maka pekerjaan Instruktur mungkin jauh dari kebahagiaan. Seorang Sarjana Teknik Sipil mungkin harus berpikir tetap bekerja di swasta atau mungkin berharap bekerja di Dinas atau Kementrian Pekerjaan Umum (PU).