Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Cerita Pak Ximenes dan Kemerdekaan Indonesia

17 Agustus 2018   08:55 Diperbarui: 17 Agustus 2018   12:41 613
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Saya lama dengan tentara" katanya pelan memulai cerita.

"Ketika tentara mengejar gerakan separatis dan masuk ke hutan-hutan, sekitar periode 1975 hingga 1980-an. Saya di depan" katanya.

"Ikut berperang?" tanya saya.

"Penunjuk jalan" jawab Pak Ximenes.

Meski tak dapat membaca, paling tidak Ximenes muda paham akan medan dan dapat berbahasa daerah.

"Mereka (tentara) mempunyai sesuatu yang membuat kami harus menghindari sesuatu" katanya lagi.

"Kompas?" tanya saya.

"Ya itu..kompas" jawabnya. Meski saya berpikir yang dimaksudkannya adalah pendeteksi logam.

Pak Ximenes lantas bercerita tentang beberapa kilogram beras dan uang sekitar 10 ribu yang diberikan per beberapa bulan untuk upahnya sebagai penunjuk jalan di tengah hutan. 

 Ximenes muda melihat tugasnya itu sebagai tugas kenegaraan sehingga dia tak terlalu memedulikan pendidikannya saat itu. Ximenes hanya tamatan SMP.

Sesudah keluar dari hutan, Ximenes lantas bergabung dengan Kodim. Bukan sebagai tentara tentunya, tetapi berdisiplin seperti tentara hingga diangkat sebagai PNS di Timor Timur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun