Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Cerita Pak Ximenes dan Kemerdekaan Indonesia

17 Agustus 2018   08:55 Diperbarui: 17 Agustus 2018   12:41 613
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pak Ximenes terkadang lupa apabila ada yang menanyakan usia kemerdekaan bangsa ini padanya. Namun baginya hal itu bukan masalah besar baginya. 16 Agustus kemarin dia terlihat paling antusias menyambut HUT Kemerdekaan Indonesia.

Di depan rumahnya yang sederhana, bendera kecil terpasang rapi, sore itu dengan sapu di genggaman tangannya, dia terus membersihkan halaman rumahnya. Asap mulai mengepul dan keringat peluh mulai menetes.  Semua dilakukan untuk menyambut hari Kemerdekaan Indonesia.  

"Mengapa mencintai Indonesia om?" tanya saya di sela kerja sore kemarin.

"Indonesia sudah beri saya dan keluarga makan" jawab Pak Ximenes singkat dan datar.   

Pak Ximenes adalah orang Timor Timur yang memilih Indonesia saat jajak pendapat pada 1999. Ada banyak cerita misteri tentang dirinya, lagi-lagi soal usia. Wajahnya sepertinya tidak menunjukan usia "kerja"nya sekarang.

Ximenes tercatat negara berusia 52 tahun, ini berarti dia masih 6 tahun lagi pensiun. Padahal menurut pendapat banyak orang, termasuk saya, Ximenes sepertinya sudah berusia 60-an tahun.

"Wah, Pak Ximenes sepertinya tipu umur nih.." kata saya sambil bercanda dengannya.

"Berkas-berkas saya terbakar....saya juga lupa" jawabnya singkat. Pak Ximenes memang lugu, menjawab jujur apa adanya.

Ceritanya, Pak Ximenes dibuatkan data baru ketika integrasi, semua data diambil secara lisan. Pak Ximenes memang tak mahir menulis dan membaca. Tetapi jangan salah, di luar kekurangannya itu, Pak Ximenes adalah orang yang terlihat sangat disiplin.

Pakaiannya rapi. Jika ada upacara, apalagi upacara 17 Agustus dia datang paling awal dengan kostum yang lengkap dan berdiri paling depan. Dia juga tidak pernah mempermasalahkan panasnya matahari jika sedang upacara.

Saya berusaha sedikit mengorek latar belakang tentang kedisiplinannya itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun