Di PSG, imajinasi Ibra bergerak liar hingga mengibaratkan dirinya sebagai seorang "King" atau Raja, hingga minta dibuatkan patung di Paris. Tidak seperti Neymar yang kurang dihormati bahkan sering cek-cok dengan Cavani, semasa Ibra, seorang Cavani harus tunduk hormat padanya. Luar biasa.
Darimana Imajinasi Ibra?
Ketika membaca riwayat hidup Ibra, saya menyimpulkan bahwa daya  imajinasi Ibra lahir sebagai bentuk dari pemberontakannya akan kenyataan kehidupannya di masa lalu yang menyakitkan. Ibra lahir dari keluarga Imigran asal Balkan yang serba berkekurangan, masa kanak-kanak Ibra bisa dibilang kurang bahagia. Sepak bola adalah pelariannya. Ketika tidak bebas, ditekan, imajinasi Ibra menjadi semakin liar.
Sampai di titik ini, cerita kerasnya kehidupan masa lalu, pemberontakan dan melahirkan pesepak bola hebat  menemui benang merah di catatan beberapa pesepakbola lain yang telah diakui di jagat raya. Misalnya, kisah legenda Brasil, Pele yang diceritakan lewat film berjudul sama dengan namanya itu.
Pele sakit hati dan berjanji tak mau bermain bola dan membantu ayahnya bekerja sebagai pembersih toilet. Â Tak ada bola, Pele di waktu senggangnya diajar ayahnya untuk tetap bermain bola. Bukan dengan bola, tetapi dengan menggunakan buah mangga. Cerita berlanjut, sehingga imajinasi dari buah mangga itu, membuat Pele akhirnya dikenal sebagai salah satu pesepakbola terbaik di bumi.
Lionel Messi demikian, dalam tulisan saya berjudul Oprah Winfrey, Lionel Messi dan Arti Seorang Pejuang diceritakan Messi berjuang dari kondisi fisiknya yang tidak normal dari segi pertumbuhan tubuh. Namun imajinasi menjadi pesepak bola hebat, membuat Messi terus memainkan sepak bola, hingga dikenal sebagai pesepak bola terbaik abad ini.
Kehidupan seseorang yang dipengaruhi daya imajinasi bisa mmebuat kehidupan seseorang dapat berbeda bahkan lebih bernilai. Penemu teori relativitas, Â Albert Einstein juga mengamini hal tersebut. Bagi Einstein, tanda sejati dari kecerdasan adalah bukan pengetahuan tapi imajinasi.
Imajinasi  Tanda Pesepak Bola Hebat
Perbedaan pesepakbola besar dengan biasa adalah soal imajinasi yang dipunyai mereka, mereka terlihat hebat dan cerdas. Hal itu terlihat jelas di lapangan hijau. Perhatikan Pele yang mencetak gol dengan gaya salto khasnya, yang hampir tidak dipercaya orang pada jaman itu. Lionel Messi yang dapat mencetak gol dalam sudut hanya 8 derajat lalu melewatkan bola melalui kedua kaki Thibau Courtois di laga melawan Chelsea.
Ibra juga demikian. Ketika membela timnas Swedia melawan Inggris pada tahun 2012, dunia melihat hal luar biasa yang dilakukan Ibra. Ibra melakukan gol tendangan bicycledari jarak jauh, memanfaatkan bola muntah hasil sapuan kiper timnas Inggris, Â Joe Hart.