Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Zlatan Ibrahimovic dan Imajinasi Sepak Bola

25 Maret 2018   16:56 Diperbarui: 25 Maret 2018   17:02 1522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ibra resmi ke MLS I gambar : kompas

Zlatan Ibrahimovic resmi hijrah dari Manchester United ke Klub MLS, Los Angeles Galaxy, Jumat 23 Maret 2018. Setelah didera cedera yang menurunkan performanya, Ibra yang telah menyumbangkan 29 gol dari  53 pertandingan bersama Manchester United itu, dilepas secara free transfer.

Seperti biasa, di dalam proses transfernya peraih gelar Liga Eropa dan Piala Liga Inggris di musim terakhirnya bersama MU itu, tetap menunjukan hasrat yang begitu tinggi bermain di negara Paman Sam.

"Setelah bermain di Eropa, memenangkan 33 trofi, bermain untuk tim-tim terbaik di dunia, bermain dengan pesepak bola terbaik di dunia, saya ingin pergi ke Amerika dan memainkan sepak bola saya di sana," ujar  Ibrahimovic.

"Ini adalah petualangan baru bagi saya -- tantangan baru. Saya menatap ke depan untuk menaklukkan Amerika Serikat seperti yang saya lakukan dengan Eropa. Saya bersemangat!" tambah Ibra.

Mungkin banyak yang mengira bahwa di usia 36 tahun, pergi ke Amerika Serikat, telah membuat karir pemain jangkung ini telah habis, namun dengan frasa yang dia sebutkan, sepertinya Ibra masih belum berbeda, masih sama.

Sebenarnya, sebagai penikmat bola, Saya tidak terlalu  heran membaca pernyataan Ibra ini bahkan jika harus mengingat kehidupannya sebagai pesepak bola maka kata yang tepat saat ini untuk menggambarkan seorang Ibra adalah kata Imajinasi.

Menurut Webster's New World Dictionary (1986), Kata Imajinasi ini berkaitan dengan serangkaian citra atau gambaran, seperti yang muncul dalam lamunan, yang biasanya mengandung sejumlah hasrat yang tidak terpenuhi.  Webster juga menyandingkan kata imajinasi tersebut kata fantasi. Fantasi sering memunculkan Sesuatu yang serba indah, serba cakap, serba kuat (ideal).

Tidak bisa dipungkiri bahwa Ibrahimovic menjejakan daya imajinasi melalui fantasinya  membuat Ibra terlihat berbeda sebagai pesepakbola. Ketika banyak pesepakbola seperti Kaka, Thierry Henry, David Beckham, Andrea Pirlo melihat bahwa MLS adalah tempat terbaik menghabiskan masa pensiun mereka, daya imaji Ibra mengatakan bahwa MLS adalah tempat berikut yang harus ditaklukan.

Ada beberapa peristiwa lain yang menunjukan imajinasu nyeleneh seorang Ibra. Ketika pindah dari Ajax ke Juventus, dan dikenal sebagai pemain muda, Ibra tidak gentar. Dalam buku berjudul I am Zlatan, diceritakan bahwa Ibra hanya takut pada sosok Fabio Capello. Bahkan, pemain senior seperti Jonathan Zebina saja dihajar Ibra ketika mengasarinya pada waktu latihan.

Cerita menarik juga tergambar ketika bermain di Barcelona, Ibra bahkan menganggap Barcelona sebagai klub anak-anak sekolahan. Ketika Iniesta, Xavi bahkan Messi taat pada aturan klub seperti hanya boleh mengendarai kendaraan Audi ke tempat latihan, Ibra berani membawa Porsche dan Ferrari.

Imajinasi Ibra tak cocok dengan Pep I Gambar : SM
Imajinasi Ibra tak cocok dengan Pep I Gambar : SM
Sempat ditegur Pep Guardiola, akhirnya Ibra menyebut Pep sebagai pelatih tolol di buku tersebut, bahkan menganggap Messi iri padanya ketika mencetak gol lebih banyak dari Messi. Hal itulah yang membuat Ibra tak segan untuk segera pindah ke PSG.

Di PSG, imajinasi Ibra bergerak liar hingga mengibaratkan dirinya sebagai seorang "King" atau Raja, hingga minta dibuatkan patung di Paris. Tidak seperti Neymar yang kurang dihormati bahkan sering cek-cok dengan Cavani, semasa Ibra, seorang Cavani harus tunduk hormat padanya. Luar biasa.

Darimana Imajinasi Ibra?

Ketika membaca riwayat hidup Ibra, saya menyimpulkan bahwa daya  imajinasi Ibra lahir sebagai bentuk dari pemberontakannya akan kenyataan kehidupannya di masa lalu yang menyakitkan. Ibra lahir dari keluarga Imigran asal Balkan yang serba berkekurangan, masa kanak-kanak Ibra bisa dibilang kurang bahagia. Sepak bola adalah pelariannya. Ketika tidak bebas, ditekan, imajinasi Ibra menjadi semakin liar.

Sampai di titik ini, cerita kerasnya kehidupan masa lalu, pemberontakan dan melahirkan pesepak bola hebat  menemui benang merah di catatan beberapa pesepakbola lain yang telah diakui di jagat raya. Misalnya, kisah legenda Brasil, Pele yang diceritakan lewat film berjudul sama dengan namanya itu.

Film tentang Pele I Gambar : Imdb
Film tentang Pele I Gambar : Imdb
Pele yang lahir juga keluarga miskin diejek oleh anak-anak orang kaya karena bermain sepak bola tanpa sepatu. Demi membeli sepatu, Pele bersama teman-temannya harus mencuri kacang dan menjual untuk mendapatkan uang. Namun sayang, gara-gara itu, seorang temannya harus meninggal.

Pele sakit hati dan berjanji tak mau bermain bola dan membantu ayahnya bekerja sebagai pembersih toilet.  Tak ada bola, Pele di waktu senggangnya diajar ayahnya untuk tetap bermain bola. Bukan dengan bola, tetapi dengan menggunakan buah mangga. Cerita berlanjut, sehingga imajinasi dari buah mangga itu, membuat Pele akhirnya dikenal sebagai salah satu pesepakbola terbaik di bumi.

Lionel Messi demikian, dalam tulisan saya berjudul Oprah Winfrey, Lionel Messi dan Arti Seorang Pejuang diceritakan Messi berjuang dari kondisi fisiknya yang tidak normal dari segi pertumbuhan tubuh. Namun imajinasi menjadi pesepak bola hebat, membuat Messi terus memainkan sepak bola, hingga dikenal sebagai pesepak bola terbaik abad ini.

Kehidupan seseorang yang dipengaruhi daya imajinasi bisa mmebuat kehidupan seseorang dapat berbeda bahkan lebih bernilai. Penemu teori relativitas,  Albert Einstein juga mengamini hal tersebut. Bagi Einstein, tanda sejati dari kecerdasan adalah bukan pengetahuan tapi imajinasi.

Imajinasi  Tanda Pesepak Bola Hebat

Perbedaan pesepakbola besar dengan biasa adalah soal imajinasi yang dipunyai mereka, mereka terlihat hebat dan cerdas. Hal itu terlihat jelas di lapangan hijau. Perhatikan Pele yang mencetak gol dengan gaya salto khasnya, yang hampir tidak dipercaya orang pada jaman itu. Lionel Messi yang dapat mencetak gol dalam sudut hanya 8 derajat lalu melewatkan bola melalui kedua kaki Thibau Courtois di laga melawan Chelsea.

Ibra juga demikian. Ketika membela timnas Swedia melawan Inggris pada tahun 2012, dunia melihat hal luar biasa yang dilakukan Ibra. Ibra melakukan gol tendangan bicycledari jarak jauh, memanfaatkan bola muntah hasil sapuan kiper timnas Inggris,  Joe Hart.


"Itu adalah gol terbaik yang saya pernah lihat selama hidup" ujar Steven Gerrard yang menjadi saksi langsung di lapangan.  Karena gol-gol ajaib seperti itulah, Ibra lantas dijuluki Ibrakadabra.

Sekarang, Ibrakadabra sudah di Amerika Serikat. Los Angeles menjadi rumahnya dan MLS menjadi panggungnya. Penasaran untuk melihat kelanjutan aksi Ibra disana.

Syukur Ibra belum berhenti, karena Ibra pernah mengatakan soal pensiunnya nanti, lagi-lagi dalam imajinasinya.

"Orang-orang bertanya kepada saya apa yang akan saya kerjakan kalau tidak menjadi pesepak bola. Saya tak tahu jawabannya. Mungkin saya akan menjadi Penjahat"  ujar Ibra.

Penjahat?, ah, ada-ada saja. Namun harus diakui,  Sepak bola sepertinya masih membutuhkan imajinasi seorang Ibra.

Referensi : 1

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun