Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Filosofi Lobi dan Buruknya Pelayanan Publik

12 Maret 2018   09:39 Diperbarui: 12 Maret 2018   10:07 761
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lobi, harus senyaman mungkin bagi tamu I Gambar : kompas.com

"Nah, kalo gitu. Televisi di ruangan mana dan tempat duduk di mana yang seharusnya diperbagus terlebih dahulu" .

"Hmm..lobi" jawab Adri, mulai mengerti maksud saya.

Kejadian di kantor Adri, banyak ditemui di kantor pemerintah. Melalui Filosofi lobi yang sederhana di atas, kita bisa tahu "isi kepala" orang-orang di kantor itu seperti apa. Cerita tentang pelayanan publik yang buruk yang kita baca di media-media, secara mudah dapat dinilai dari tampilan lobi.

Bagaimana bisa, konsep melayani dan service menjadi lebih baik, jikalau masyarakat sebagai customer disediakan tempat duduk yang mau patah, Televisi yang terkadang tak berfungsi lagi, sedangkan karyawan (ASN)  yang digaji dari pajak masyarakat mendapat fasilitas mewah di ruangan mereka?.

"Ini perlu "cuci otak" kah?' sahut Adri, yang mulai nyambung.

"Bisa jadi".

Dari berita Kompas.com, Komisi Ombudsman menilai pelayanan publik yang buruk semakin meningkat. laporan tentang pelayanan publik yang buruk ini meningkat setiap tahunnya. "Jadi ternyata memang pelayanan publik kita masih buruk, kita harus akui itu ya," aku Ketua Ombudsman RI Amzulian Rifai, pada Desember 2017.

Traffic lights system yang dibuat Ombudsman menyatakan bahwa pelayanan publik terutama di daerah mayoritas berada di zona kuning. Zona kuning ini timbul karena pelayanan diskriminatif, pungutan liar yang masih ada, penundaan dalam pelayanan birokrasi dan juga kelayakan sarana prasarana. "Meski hanya mal administrasi, namun hal itu dapat menjadi celah bagi korupsi" kata Amzulian.

"Lalu apa yang bisa kita lakukan, bro?" tanya Adri, kali ini dengan mimik serius.

"Berikan usul dari diskusi kita ini ke pimpinanmu. Ciptakan  lobi yang lebih nyaman bagi tamu di kantormu. Pindahkan kursi dan TV terbaik ke lobimu. Pimpinanmu pasti senang atas usulmu" jawab saya.

"Ah..di daerah itu sulit bro. Taulah..." jawab Adri, seperti tak yakin akan berhasil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun