Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Filosofi Lobi dan Buruknya Pelayanan Publik

12 Maret 2018   09:39 Diperbarui: 12 Maret 2018   10:07 761
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lobi, harus senyaman mungkin bagi tamu I Gambar : kompas.com

"Mau, dibuat konsep kuno ya?" tanya saya becanda., disambut gelak tawa Adri.

"Lalu sofa yang bagus-bagus dikemanain" tanya saya. " Ruangan-ruangan pegawai lah.."jawabnya. Hmm.

Diskusi kami menjadi lebih serius dan tentunya membangun, ketika saya meminta pendapat Adri.

"Eh..menurutmu lobi itu harus bagus, tidak?' tanya saya.

"Harus..baguslah.." jawab Adri.

"Alasannya...?" tanya saya lagi.

"Ya memang harus bagus" jawab Adri, sambil tersenyum. Mungkin dia belum tahu alasan yang tepat.

"Kalo menurut saya, lobi itu harus bagus karena dua alasan, pertama, dia kayak sampul buat kantormu. Cover itu kan harus menarik. Kedua, lobi itu lebih banyak diduduki dan didatangi dari ruangan kantor lainnya" jelas Saya.

Hmm. Adri mulai berpikir.

"Jumlah orang yang duduk di Lobi dengan tamu  yang di ruangan lain di kantormu, banyakan mana tiap harinya?" tanya saya lagi.

"Lobilah..." jawab Adri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun