Cara Meliput & Cara Pandang yang Berbeda-beda
Dua kasus ini memperlihatkan bahwa ada masalah yang terjadi. Entah itu masalah di cara pandang kita atau hal yang paling sederhana, cara meliput ajang olahraga dengan kostum yang minim.
Jika kita mulai dari yang lebih sederhana, maka yang perlu diatur adalah “seni” meliput itu sendiri. Mulai dari cara mengambil gambar sampai pada produk tampilan akhir yang ditampilkan. Apakah bisa diatur agar perlombaan diambil dari jarak yang cukup jauh dan lebar, sehingga potensi untuk terlihatnya bagian-bagian tubuh yang “dilarang” itu tidak terlihat.
Tetapi ini tentu tidak akan menyelesaikan masalah jikalau cara pandang kita juga tidak berubah. Padahal ini yang paling sulit. Bagaimana kita bisa memastikan bahwa dengan pengambilan gambar tersebut bisa mencegah orang tidak akan timbul gairahnya.
“Persoalannya bukan di pakaian renangnya tetapi di pikiran orang yang menontonnya,” kata salah satu Netizen yang mengecam tindakan sensor tersebut.
Saya secara pribadi, menganggapnya agak berlebihan. Setiap pihak berharap agar PON menjadi ajang pembuktian dari kerja keras para atlit dalam persiapan mereka. Kita juga berharap melalui ajang ini akan lahir atlet-atlet berprestasi. Seharusnya hal-hal non teknis semacam ini harus diminimalisir sehingga tujuan itu dapat tercapai.
Jangan sampai dan tidaklah lucu jika sang atlet lebih kuatir cara berpakaiannya daripada berusaha mencatat prestasi yang maksimal di ajang yang dia ikuti kan?
Salam
Sumber berita :
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H