Mohon tunggu...
Arnold Mamesah
Arnold Mamesah Mohon Tunggu... Konsultan - Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomics - Intelconomix

Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomic - Intelconomix

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Tinjauan Berplatform Data, Hunian sebagai Masalah Sosial Masyarakat

27 Maret 2024   18:51 Diperbarui: 29 Maret 2024   13:31 475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peraga-1: Peta Hunian dan Status - Arnold M

World Inequality dengan tokoh Thomas Piketty mengkritisi pendekatan statistik tersebut untuk digunakan pada masalah sosial. Sehingga perlu kenal dan paham atau sering disebut sebagai Profile Masyarakat pada permasalahan sosial yang dihadapai masyarakat tersebut  bukan dengan generalisasi. 

Sehubungan dengan hunian maka pendekatan yang tepat adalah menemukenali atau identifikasi dengan memanfaatkan sumber dari Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS)

Data tersebut mencatat secara lengkap dengan atribut “By Name By Address” yang dikaitkan dengan NIK (Nomor Induk Kependudukan) dan tentunya Kartu Keluarga. Sehingga dapat dipastikan akan dapat disusun klasifikasi atau kategori dengan ketentuan yang tepat.

Merujuk pada data keluarga penerima bantuan sosial pada 2023 tercatat mencapai 23 Juta Keluarga dengan rentang pendapatan tertentu dari miskin ekstrim hingga mendekati pendapatan menengah dan berbagai status sumber pendapatan (berkala, rutin, formal, non formal, non rutin). 

Dengan menggunakan distribusi pareto maka diprakirakan 20% merupakan keluarga dengan pendapatan berkala dan rutin dengan jumlah yang lebih dari penghasilan terkategori rendah; dengan demikian 80% sisinya merupakan keluarga berpenghasilan rendah yang jumlahnya. Dari jumlah tersebut hanya 30% yang memiliki hunian layak terklasifikasi #1-#3 pada Peraga-1

Gambarannya diberikan pada Peraga-2.

Peraga-2: Pemetaan Backlog Berdasarkan DTKS - Arnold M
Peraga-2: Pemetaan Backlog Berdasarkan DTKS - Arnold M

Dengan pemetaan menggunakan DTKS maka backlogger dapat teridentifikasi sehingga dapat disasar dengan program yang tepat; walaupun perlu pergeseran paradigma dan pemahaman: Rumah sebagai Goods menjadi Rumah sebagai Layanan (Housing as a Services) sehingga tidak selalu harus memiliki tetapi dapat menghuni (Occupy without Own).

Tulisan ini hanya pemicu untuk diskursus lanjutan.

Arnold M - 27  Maret 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun