Mohon tunggu...
Arnold Mamesah
Arnold Mamesah Mohon Tunggu... Konsultan - Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomics - Intelconomix

Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomic - Intelconomix

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Tinjauan Berplatform Data, Hunian sebagai Masalah Sosial Masyarakat

27 Maret 2024   18:51 Diperbarui: 29 Maret 2024   13:31 474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Perumahan Ramah Lingkungan Perkotaan. (Dok. ASYA via kompas.com)

Jika hunian dengan berbagai bentuknya dipahami sebagai kebutuhan sosial yang layak mendapatkan jaminan maka erat hubungannya dan Backlog Nasional (yang butuh hunian) di Indonesia dengan berbagai pemahaman dan pengertian yang melekat pada pihak pemerintah dan masyarakat. 

Berdasarkan catatan terakhir (2023) jumlah backlog rumah nasional pada kisaran 12,7 juta dan saat awal Program Sejuta Rumah dicanangkan Presiden Jokowi pada April 2015 besaran backlog pada kisaran 11 juta. 

Berarti dalam 8 tahun angkanya bertambah walaupun guyuran subsidi dalam bentuk Subsidi Uang Muka (SUM), Subsidi Selisih Bunga (SSB), Fasilitas Likuiditas Pembiayaan  Perumahan (FLPP) dan berbagai interfensi lainnya sudah dilakukan pemerintah dengan anggaran yang bertambah.

Ditinjau dengan menggunakan pemetaan terhadap hunian dengan berbasis status dapat diberikan penjelasan sebagai berikut:

  • Hunian Layak
  • Hunian Mudarat / Tidak Layak
  • Tanpa Hunian

Dan, status penghuniannya: milik, cicil, sewa / sewa beli, tumpangan, tampungan, warisan / tanpa status

Gambarannya diberikan pada Peraga-1 berikut ini.

Peraga-1: Peta Hunian dan Status - Arnold M
Peraga-1: Peta Hunian dan Status - Arnold M

Dengan memperhatikan pemetaan ini, secara sederhana status backlogger (yang membutuhkan hunian) dapat disematkan pada :

  • Keluarga Nihil Hunian (KNH) - tanpa hunian
  • Keluarga Hunian Mudarat (KHM) / Tidak Layak - ada hunian dengan kondisi tidak layak
  • Kelurga Hunian Layak (KHL) dengan klasifikasi 4 – 6 (klasifikasi 1-3 dipandang kebutuhannya tidak mendesak).

Namun perlu pengayaan agar perspektif ini dapat diterima untuk kemudian disusun program yang sesuai serta memperhatikan kemampuan atau affordabiitas selain kemampuan dan kerelaan membayar (Ability & Willingness to Pay)

Kenali Profile berbasis Data Sosial

Pendekatan angka backlog yang sebelumnya digunakan berbasis pada survei statistik pada suatu daerah / wilayah sehingga secara spesifik tidak akurat dalam memberikan gambaran utuh. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun