Peraga-2 : S&P - DJIA Index
![S&P and DJIA index - koleksi Arnold M.](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/02/07/us-stock-exch-5a7aa597ab12ae2cdd19c6b2.jpg?t=o&v=555)
Sejak 2016 tidak pernah terjadi koreksi pada bursa US dan penurunan atau anjlok yang terjadi dianggap sebagai "koreksi normal" dalam siklus pasar; sementara hilangnya nilai kapitalisasi bukanlah realitas.
Hampir serupa, penurunan drastis, terjadi pada harga minyak (ICP) yang dalam masa 1 - 6 Februari 2018 turun hampir 5% (lihat Peraga-2)
Peraga-3 : Oil Price (Brent) Trend
![Oil Price - Brent - trend](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/02/07/oil-price-brent-trend-5a7a9cfdf1334473fd4090c2.jpg?t=o&v=555)
Situasi yang terjadi pada bursa saham New York, bursa Bitcoin, dan bursa "Crude Oil" dapat disebut sebagai "February Flu" yang mendatangkan demam bagi dunia usaha serta menimbulkan gejolak (volatility) tetapi kemudian akan berlalu. Tetapi apakah February Flu memberikan suatu indikasi atau gambaran terhadap perekonomian global tentu tidak dapat disimpulkan secara sederhana. Perekonomian tidak dapat dinilai dengan perubahan sesaat atau dalam waktu singkat. Gejolak bursa sangat berkaitan dengan unsur spekulasi, sentimen, dan sesatan informasi. Walaupun tidak dapat disangkal dengan hal tersebut para pelaku mudah mendapatkan keuntungan besar dan kecenderungan menjadi tamak; tetapi pada sisi lain membuat tekor dalam jumlah besar. Demikianlah kondisi bursa saham, komoditas seperti bitcoin, dan minyak yang rentan gejolak (volatilities), penuh dengan ketidakpastian (uncertainties), perubahan situasi yang sarat sesatan dan kerumitan yang tinggi (complexities) serta keraguan dalam pemahaman (ambiguity) untuk pengambilan keputusan.
Siklus Hiper
Sikap tamak juga terjadi dalam ekspektasi mendapatkan "keuntungan" pada perkembangan pesat produk yang sarat inovasi teknologi digital seperti yang berkaitan dengan Internet of Things, Artificial Intelligence, dengan berbagai varian aplikasi dalam bingkai "sharing economy" serta FinTech (produk finansial berbasis digital). Demam dan keinginan atau ekspektasi menuai hasil yang besar sering menemui karang terjal (expectation cliff) seperti yang digambarkan Hype Cycle pada Peraga-4.
Peraga-4 : Hype Cycle (Gartner)
![Gartner Hype Cycle - sumber : https://en.wikipedia.org/wiki/Hype_cycle](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/02/07/gartner-hype-cycle-5a7abff7f1334465e631a4a2.jpg?t=o&v=555)