Mohon tunggu...
Arnold Mamesah
Arnold Mamesah Mohon Tunggu... Konsultan - Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomics - Intelconomix

Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomic - Intelconomix

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Tamak Itu Jamak dan Ambiguitas SMI

7 Februari 2018   17:36 Diperbarui: 7 Februari 2018   17:39 994
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bitcoin price fluctuation last 3 months - koleksi Arnold M.

Peraga-2 : S&P - DJIA Index

S&P and DJIA index - koleksi Arnold M.
S&P and DJIA index - koleksi Arnold M.
Sumber informasi : FRED - S&P and DJIA Index

Sejak 2016 tidak pernah terjadi koreksi pada bursa US dan penurunan atau anjlok yang terjadi dianggap sebagai "koreksi normal" dalam siklus pasar; sementara hilangnya nilai kapitalisasi bukanlah realitas.

Hampir serupa, penurunan drastis, terjadi pada harga minyak (ICP) yang dalam masa 1 - 6 Februari 2018 turun hampir 5% (lihat Peraga-2)

Peraga-3 : Oil Price (Brent) Trend

Oil Price - Brent - trend
Oil Price - Brent - trend
Sumber informasi : Nasdaq - Crude Oil Brent

Situasi yang terjadi pada bursa saham New York, bursa Bitcoin, dan bursa "Crude Oil" dapat disebut sebagai "February Flu" yang mendatangkan demam bagi dunia usaha serta menimbulkan gejolak (volatility) tetapi kemudian akan berlalu. Tetapi apakah February Flu memberikan suatu indikasi atau gambaran terhadap perekonomian global tentu tidak dapat disimpulkan secara sederhana. Perekonomian tidak dapat dinilai dengan perubahan sesaat atau dalam waktu singkat. Gejolak bursa sangat berkaitan dengan unsur spekulasi, sentimen, dan sesatan informasi. Walaupun tidak dapat disangkal dengan hal tersebut para pelaku mudah mendapatkan keuntungan besar dan kecenderungan menjadi tamak; tetapi pada sisi lain membuat tekor dalam jumlah besar. Demikianlah kondisi bursa saham, komoditas seperti bitcoin, dan minyak yang rentan gejolak (volatilities), penuh dengan ketidakpastian (uncertainties), perubahan situasi yang sarat sesatan dan kerumitan yang tinggi (complexities) serta keraguan dalam pemahaman (ambiguity) untuk pengambilan keputusan.

Siklus Hiper

Sikap tamak juga terjadi dalam ekspektasi mendapatkan "keuntungan" pada perkembangan pesat produk yang sarat inovasi teknologi digital seperti yang berkaitan dengan Internet of Things, Artificial Intelligence, dengan berbagai varian aplikasi dalam bingkai "sharing economy" serta FinTech (produk finansial berbasis digital). Demam dan keinginan atau ekspektasi menuai hasil yang besar sering menemui karang terjal (expectation cliff) seperti yang digambarkan Hype Cycle pada Peraga-4.

Peraga-4 : Hype Cycle (Gartner)

Gartner Hype Cycle - sumber : https://en.wikipedia.org/wiki/Hype_cycle
Gartner Hype Cycle - sumber : https://en.wikipedia.org/wiki/Hype_cycle
Dalam rangkaian Hype Cycle (Siklus Hiper), tahapan awal dipicu pertumbuhan inovasi teknologi (Technology Trigger) dengan berbagai fitur dan kemampuan yang menjanjikan. Dari kondisi awal ini berkembang berbagai keinginan dan harapan yang memuncak dan menumpuk (Peak of Inflated Expectation). Tetapi kemudian keterbatasan kemampuan dan kapasitas menjadi hambatan untuk menyerahkan dan mengimplementasikan berbagai keinginan tersebut serta membawa hasil yang tidak sesuai atau bahkan kegagalan; sehingga menimbulkan palung kekecewaan (Trough Disillusionment). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun